Malang, seblang.com – Dengan teknologi dan sumber daya manusia yang mampu bersaing, Wakil Menteri Pertanian RI berharap dalam jangka waktu pendek bisa memiliki indukan sapi perah dan sapi pedaging yang melimpah.
Hal tersebut disampaikan Sudaryono Eng, MM MBA saat mengunjugi Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kabupaten Malang, Senin (5/08/2024).
Wamentan RI Sudaryono mengatakan, nantinya setelah kebutuhan indukan sapi perah dan sapi pedaging terpenuhi dengan jumlah stok yang banyak sehingga tujuan untuk swasembada daging dan susu tercapai.
“Kita berharap di waktu yang tidak lama, bulan bulan dan tahun mendatang, kita punya indukan sapi perah dan sapi pedaging yang banyak sehingga swasembada daging dan susu bisa terlaksana dengan baik,” kata Sudaryono.
Keberadaan daging di dalam negeri, menurut Sudaryono, harus bisa menekan, ada sinergi antara rencana mendatangkan sapi indukan dengan daging import secara bertahap, daging import harus pelan pelan terus berkurang.
“Maunya kita begitu, maunya Pak Presiden Jokowi begitu dan maunya Pak Probowo Presiden terpilih kita juga begitu, kalau nanti stok daging kurang bisa import tapi tidak boleh mematikan industry dan peternak dalam negeri,” ungkap Sudaryono.
Sudaryono menambahkan untuk kebutuhan dalam negeri, pihaknya harus mendatangkan 1,2 juta ekor sapi indukan perah dan pedaging kalua ingin menjadi swasembada susu dan daging di tahu tahun mendatang.
Ada beberapa kendala yang akan dihadapi saat mendatangkan begitu banyak indukan sapi dari luar negeri karena butuh waktu, lahan, infrastruktur, tata niaga dan lainnya.
“Namun begitu itu yang harus kita laksanakan, kalua enggak akan selamanya begini terus,” imbuhnya.
Wamentan berharap BBIB Singosari dan Lemang mampu memproduksi sapi-sapi indukan atau sapi betina, karena secara teknologi BBIB mampu.
“kita sudah memiliki ekologinya, jadi sapi yang mau melahirkan nantinya sebanyak mungkin lahir indukan betina, sehingga kalau sapi melahirkan betina nantinya bisa beranak terus karena kita memiliki indukan yang banyak,” tandasnya.
Pasca wabah Penyakit Mulut dn Kuku (PMK) yang terjadi pada sapi, Wamentan mengakui berkurangnya stok indukan yang ada di Jawa Timur, ada sekitar 40 persen berkurangnya akibat adanya penyakit PMK tersebut, selain itu ketersediaan vaksin untuk sapi yang terjangkit PMK yang harus dipikirkan.
“Indukan lokal saat ini masih bisa diandalkan, namun tidak seperti dulu lagi sebelum adanya penyakit PMK, di Jatim stok sapi yang sebelumnya sekitar 5 juta, sekarang tesisa 3,3 juta, lumayan hamper 40 pesen,” pungkas Wamentan RI Sudaryono.