Malang, seblang.com – Pernyataan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jawa Timur, Hikmah Bafaqih yang ingin menduetkan pasangan Sanusi yang merupakan kader PDI Perjuangan dan Latifah Shohib untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Malang mengundang beragam reaksi, salah satunya Wakil Ketua DPC PDI-P Kabupaten Malang, Abdul Qadir.
Menurut Adeng panggilan akrab Abdul Qadir, dirinya menanggapi santai pernyataan salah satu kader PKB yang ingin menduetkan Sanusi – Latifah pada Pilbup Malang yang akan digelar pada bulan November 2024.
“Memang saya mendengar dari beberapa teman terkait manuver itu, kalau gak salah kegiatan itu digelar dua hari berturut-turut. Menurut saya kegiatan itu hanya kegiatan dukung mendukung, oleh segelintir atau kelompok masyarakat yang kebetulan afiliasi politiknya adalah PKB,” ungkap Abdul Qodir melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp, Minggu (21/7/2024).
Pernyataan Hikmah Bafaqih beberapa waktu lalu yang dengan dengan menyisipkan narasi mengajak agar partai politik lainnya untuk bergabung bersama-sama mengusung Paslon Sanusi-Lathifah pada Pilkada Kabupaten Malang 2024, hanyalah narasi lucu-lucuan saja.
“Lagi Stand up beliaunya, itu kan sebenarnya hanya dukungan personal, tapi dikesankan seolah dukungan PKB secara kelembagaan,” kata Adeng.
Tawaran yang muncul tersebut, lanjut Adeng, akan menimbulkan multitafsir. Terlebih lagi, hingga detik ini PKB masih belum menurunkan rekomendasi.
“DPP PKB sendiri sampai saat ini belum menentukan siapa kadernya yang akan direkom, kalau misalkan diakhir ternyata Cak Imin tentukan Paslon lain gimana? Ini yang pertama, beliau lupa posisi, sangat di sayangkan,” tegasnya.
Adeng pun mempertanyakan kapasitas Hikmah Bafaqih pada saat munculnya tawaran menduetkan Sanusi dan Lathifah.
“Yang kedua, Ketua Umum PKB itu kan Cak Imin, sementara Bu Hikmah ini siapa Sekjen PKB? atau Ketuanya ketua?, kok sudah kemajon, duduk di kursi dua Ketua Umum,” bebernya.
Adeng-pun menghormati dengan adanya tawaran menduetkan Sanusi dan Lathifah, apalagi Sanusi merupakan bagian dari kader PDI Perjuangan.
“Setelah saya baca dari beberapa link berita yang dikirim teman-teman wartawan, manuver Bu Hikmah, itu menandakan beliau lagi bersemangat, saking semangatnya, beliau sampai lupa kalau ada yang kurang pas dari pernyataan beliau,” terangnya.
Saat ini PDI Perjuangan masih berproses untuk menentukan siapa yang layak maju pada Pilkada Kabupaten Malang.
“Abah Sanusi sampai saat ini masih tercatat sebagai kader PDI Perjuangan yang ber-KTA, sehingga masih terikat dengan mekanisme yang berlaku di PDI Perjuangan. Sebagai kader, beliau bersama Abah Gunawan sedang berproses mengikuti tahapan sebagai Bakal Calon Kepala Daerah. Sehingga sikap Bu Hikmah selaku pengurus PKB menawarkan Abah Sanusi sudah offside, dulu pilkada 2020 di lepeh, setelah ditempa oleh PDI Perjuangan mau direbut kembali,” tandas Cak Adeng.
Cak Adeng berharap alangkah baiknya jika Paslon untuk Pilkada nanti terbentuk secara alami tanpa ada desakan, calon PDIP baik itu Gunawan maupun Sanusi imasih intens membangun komunikasi dengan partai lain
“Abah Gun sebenarnya juga sedang inten membangun komunikasi dengan Bu Nyai Latifah, bahkan setelah berkegiatan disingosari bareng Abah Sanusi, malamnya Bu Nyai Latifah konsolidasi di Hotel Regent bersama Febri anaknya Abah Gun, dan Kang Zia Sekretaris DPC Gerindra, artinya Bu Nyai Latifah hari ini sedang mengumpulkan bahan disertasi, jadi kita tunggu saja kesimpulan yang akan dibuat beliau. Biarlah perjodohan ini berjalan alami gak perlu didesak dengan narasi berlebihan, apalagi membawa-bawa nama tokoh agama, padahal itu hanya klaim-klaim personal untuk memuluskan kepentingannya,” pungkasnya.