Sleman, seblang.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi akan mencontoh dan belajar cara pengelolaan desa wisata sebagai salah satu cara meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kabupaten yang terletak diujung timur Pulau Jawa.
Dalam rangka mewujudkan keinginan tersebut Pemkab Banyuwangi mengajak puluhan wartawan dari mass media yang menjadi mitra kerja dengan melaksanakan program Study Best Practise ke Kabupaten Sleman Yogyakarta selama tiga hari (15 – 17/7/2024)
Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Banyuwangi, Budi Santoso, maksud dan tujuan datang ke Sleman adalah untuk menimba ilmu terkait mengoptimalkan potensi lokal yang ada untuk pengembangan sektor pariwisata, khususnya dalam pengelolaan desa wisata.
“Di Sleman ini banyak desa wisata yang berhasil dan di Banyuwangi sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa tetapi belum muncul,” ujar Budi Santoso di Hall Hotel Tara Yogyakarta pada Selasa (16/7/2024).
Dalam pelaksanaan program Study Best Practise ke Kabupaten Sleman tersebut, Kominfo Banyuwangi mengajak rekan-rekan media massa sebagai mitra kerja.
Dengan harapan, media sebagai ujung tombak dalam mempublikasikan program pembangunan daerah termasuk mengoptimalkan perkembangan desa wisata sebagai potensi yang mampu menjadi destinasi wisata yang menarik wisatawan.
“Dengan kekhasan masing-masing desa yang ada Dinas Pariwisata Sleman melakukan pendampingan, mengkurasi dan memberikan target sesuai yang ditetapkan pemerintah daerah. Ini yang nanti bisa kita bawa pulang ke Banyuwangi,” pungkas Budi.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid mengungkapkan kontribusi yang signifikan bagi pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) karena sudah menggunakan digitalisasi dalam penjualan tiket atau (E-Ticketing) kecuali bagi desa yang kesulitan jaringan internet.
“Pembayaran retribusi bagi desa wisata sudah menggunakan E-Ticketing. Kecuali bagi desa yang memang kesulitan jaringan internet masih dilakukan secara manual,” ujar Ishadi Zayid.
Dia menuturkan untuk penarikan pajak hotel dan restoran di Kabupaten Sleman sudah menggunakan ticketing box dan berkolaborasi dengan dinas/instansi terkait untuk melakukan kontrol dan pengawasan sehingga jumlah pemasukan dalam satu hari bisa langsung diketahui.
Disamping itu menurut Ishadi Zayid, keberadaan perguruan tinggi di Sleman sangat membantu menjadi pendamping dalam pengelolaan sampah dan pemanfaatan teknologi informasi dalam membangun dan mengembangkan sektor pariwisata.
“Perguruan tinggi yang ada di Sleman terkait pengembangan sektor pariwisata selalu mendukung. Bahkan ada mahasiswa UGM, UNY dan beberapa PT lain yang melaksanakan program magang di Dinas Pariwisata,” imbuh Ishadi Zayid.
Dia menambahkan hal terpenting dalam pembangunan sektor pariwisata adalah menumbuhkan minat kesadaran dan komitmen masyarakat dalam mengembangkan desa wisata.
“Sehingga pengembangan desa wisata embrionya dari masyarakat. Kemudian ada program pendampingan dari Dinas Pariwisata dan ada bantuan sarana prasarana yang dibutuhkan misalnya pembangunan gazebo dan lain sebagainya,” tambah Ishadi Zayid.
Dalam kesempatan tersebut dia berupaya
membagikan pengalaman dan strategi Sleman dalam mengembangkan potensi desa sebagai destinasi wisata mulai dari perencanaan, pengelolaan, penyiapan sumber daya manusia, managemen, promosi dan lain sebagainya.
Dalam acara tersebut sempat dihadiri oleh Asisten Administrasi Umum Setda
Kabupaten Sleman, yang juga menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Eka Suryo Prihantoro .
Sementara untuk pemaparan materi optimalisasi peran media massa dalam menunjang keberhasilan pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata
disampaikan oleh Cicilia Lusiani Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Kabupaten Sleman.