Situbondo, seblang.com – Dalam Rapat Pansus yang dihadiri Ketua Pansus DPRD Situbondo Johantono dari Fraksi PKB bersama Wakil Ketua Pansus Heri Noviadi dari Fraksi Gerindra, H. Sahlawi Anggota Pansus dari Fraksi Demokrat, Ahmad Busairi Fraksi Golkar, Andi Handoko Fraksi PDIP, Suarnam Fraksi PPP dan Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo menindak lanjuti hasil temuan BPK pada tahun 2023.
Rapat yang dilakukan oleh pansus bersama Dinas Kesehatan di ruang rapat Paripurna Kantor DPRD Situbondo lantai 2 menyangkut masalah skema ganda tentang pelayanan kesehatan, jadi dalam rapat tersebut Pansus mendorong dalam temuan BPK, Senin, (15/7/2024).
Pansus berharap Pemerintah Kabupaten Situbondo ini tidak lagi menggunakan skema ganda, dimana pemerintah Kabupaten Situbondo sudah menggunakan BPJS masih menggunakan program sehati artinya Pansus mendorong pemerintah daerah untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Menurut Johantono Ketua Pansus DPRD Situbondo mengatakan, Jika progam Sehati sudah sama sama tahu untuk masalah keterbatasan biaya pengobatan di Rumah Sakit dibatasi senilai Rp 10 juta.
Jadi masyarakat yang tidak punya uang yang tagihannya melebihi Rp 10 juta, harus menitipkan uang baru boleh pulang. Maka dari itu BPK berharap kepada pemerintah daerah tidak lagi menggunakan skema ganda dalam pelayanan jadi bisa langsung terintegrasi dengan JKN.
Disinggung soal adanya program Sehati yang akan dihapus, Johantono merespons jika semua anggota pansus termasuk dirinya bersama Dinas Kesehatan dalam rapat tersebut, ia dan anggota pansus lainnya bertanya kepada Kadinkes dr. Sandy Hendrayono bahwa apa yang disampaikan Bupati Situbondo.
Pansus langsung mengkonfrontir dan langsung dipertanyakan kepada Kepala Dinkes, ternyata apa yang disampaikan oleh Kepala Dinkes di forum pansus, bahwa Pansus sudah jelas tidak pernah mengusulkan kepada pemerintah daerah agar program sehati ini dihapus.
“Jadi apa yang disampaikan oleh Bupati Situbondo di forum APDESI pada waktu itu sama sekali tidak benar, dan itu sudah diakui oleh dinas kesehatan bahwa Pansus tidak pernah mengatakan ingin menghapus Program Sehati,” ujar Johantono Ketua Pansus DPRD Situbondo.
Lebih lanjut Johantono mengatakan, beberapa kali adanya rapat pansus dengan tegas pansus tidak pernah menyatakan untuk menghapus program Sehati, hal ini langsung dipertanyakan oleh Ketua Pansus dan anggota pansus kepada Kepala Dinkes Kabupaten Situbondo.
Sementara itu dr. Sandy Hendrayono Kepala Dinkes Situbondo menjawab dalam rapat Pansus tersebut, jika dalam sepengetahuannya untuk program sehati anggaran sebesar Rp 20 Miliar itu untuk didaftarkan ke BPJS baik itu di komisi maupun di banggar.
“Terus terang untuk masalah Sehati saya tidak melaporkan apapun kepada beliau, dan memang betul di Pansus itu tidak pernah ada kalimat memberhentikan, karena kami sudah menjelaskan ke Pansus pada saat itu bahwa sehati itu mengcover apa yang tidak ada di BPJS,” jawabnya.
Lebih lanjut dr. Sandy menjelaskan jika Dinas Kesehatan ini terkait dengan sehati di Pansus.
“Jadi pada saat itu mohon maaf waktu dipanggil pertama kali di tolak oleh pansus, dan kami melapor kepada bapak Bupati karena pada saat itu kami berkegiatan bersama beliau dan kami melapor, mohon izin bapak, saya dipanggil oleh Pansus, dan Bupati menjawab ada masalah apa kok di pansus, ia, mungkin temuan LHPBPK terkait temuan program sehati dan itu saja yang saya laporkan ke Bapak Bupati tidak ada hal yang lainnya,” ucapnya.
Lebih jauh dr. Sandy menceritakan dihadapan seluruh anggota pansus dalam sepengatahuan selama dirinya tau bahwa Sehati ini pernah di Pansus kan, jadi dirinya tidak berani berkomentar banyak terkait dengan persoalan ini.
“Sekali lagi dengan keterbatasan saya tidak pernah menyampaikan, bahkan hasil pansus pun saya tidak pernah melapor Kepada beliau dan mungkin pada saat itu ada banyak OPD, inspektur dan sebagainya pada saat itu. Karena besok paginya pada saat itu langsung berkegiatan bersama Bapak Bupati dan kami tidak pernah melaporkan terkait ini, mungkin adanya polemik terkait sehati ini ada kesalahan komunikasi atau kesalahan persepsi saja,” singkatnya. ( ////// )