Banyuwangi, seblang.com – Ritual adat Ithuk-Ithukan yang diselenggarakan warga Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah selaras dengan Program Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu) yang dicanangkan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Banyuwangi. Tradisi turun-temurun ini mencerminkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian sumber daya air.
Kepala Dinas PU Pengairan Ir. Guntur Priambodo mengapresiasi pelaksanaan ritual Ithuk-Ithukan. “Tradisi ini merupakan wujud kearifan lokal dalam menjaga sumber mata air yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan,” ujarnya, Selasa (21/5/2024).
Dalam ritual yang digelar setiap tahun pada 12 Dzulkaidah ini, warga Dusun Rejopuro berbaris membawa ithuk-ithukan menuju sumber mata air sambil berdoa. Setibanya di lokasi, mereka menikmati ithuk secara bersama-sama sebagai ungkapan syukur atas limpahan sumber air.
Guntur menyampaikan tradisi ini sejalan dengan semangat Sekardadu yang mengedukasi generasi muda untuk merawat daerah aliran sungai (DAS). “Program ini membangun kesadaran pelestarian lingkungan sejak dini melalui keterlibatan aktif pelajar,” ujarnya.
Sekardadu yang digulirkan sejak 2022 telah melibatkan 141 sekolah dan 272.780 siswa. Mereka berperan sebagai Duta Sekardadu dengan mengajak teman dan masyarakat sekitar menjaga kebersihan sungai di lingkungannya.
Pada 2024, Sekardadu memperluas cakupan hingga radius 2 km dari aliran sungai. Program ini juga menerapkan sistem aplikasi untuk memonitor partisipasi sekolah.
“Harapannya tradisi seperti Ithuk-Ithukan dapat menginspirasi lahirnya kearifan lokal serupa di wilayah lain demi menjaga kelestarian sumber daya air secara berkelanjutan,” pungkas Guntur.//////