Banyuwangi, seblang.com – Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Banyuwangi, Hj.Mafrochatin Ni’mah, menyerukan kepada pemerintah daerah dan Bulog untuk terus menggelar operasi pasar secara merata di setiap wilayah guna menghadapi lonjakan harga beras yang terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
“Harga beras yang terus melonjak telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Banyuwangi,” ujar Ni’mah, dalam pernyataannya pada Selasa (20/02/2024). “Kenaikan harga beras ini dapat memiliki dampak sosial ekonomi yang serius terutama pada kelompok masyarakat rentan.”
Ni’mah menyoroti fakta bahwa harga beras, sebagai bahan makanan pokok, telah mencapai tingkat tertinggi di kisaran Rp. 16.500 per kilogram untuk beras premium, sementara harga termurahnya mencapai Rp. 10.900 per kilogram untuk beras SPHP.
Politisi PKB ini juga mengkritik kebijakan pemerintah yang mengintervensi harga beras dengan impor beras sebagai langkah taktis jangka pendek. Menurutnya, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah jangka panjang untuk mengatasi akar masalah kenaikan harga beras.
Ni’mah mengusulkan sejumlah langkah konkret, antara lain inovasi dalam sektor pertanian, pemeliharaan cadangan beras yang baik, diversifikasi pangan, dan peningkatan keamanan pangan.
Di samping itu, Pemkab Banyuwangi bersama Bulog terus melakukan operasi pasar di berbagai kecamatan guna menstabilkan harga komoditas, termasuk beras, minyak goreng, gula, dan tepung terigu. Operasi pasar ini menyasar 25 kecamatan secara bergantian, dengan harapan dapat menekan kenaikan harga beras yang masih cukup tinggi hingga saat ini.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi, Nanin Oktaviantie, menegaskan bahwa operasi pasar dilakukan untuk menstabilkan harga komoditas di lapangan, terutama beras yang masih mempertahankan tingkat harga yang tinggi.//////