Dekade Pertama Banyuwangi Batik Festival, Dedikasi Terhadap Pengembangan Batik Banyuwangi

by -977 Views
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menunjukkan konsistensi luar biasa dalam upaya pengembangan ekosistem batik lokal Banyuwangi. Salah satu manifestasinya adalah melalui perhelatan Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang telah berlangsung selama satu dekade. Pada tahun 2023, BBF kembali digelar di Creative Hub, Terminal Pariwisata Terpadu, pada Jumat hingga Sabtu (21-22/10/2023).

Dengan dedikasi yang tak pernah surut, industri dan gerai batik terus tumbuh, sejalan dengan kemunculan sejumlah desainer muda yang berbakat. Hal yang tak kalah penting, motif batik khas Banyuwangi terus mengalami perkembangan dan eksplorasi berdasarkan kekayaan potensi yang dimiliki oleh Banyuwangi.

iklan aston
iklan aston

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa BBF tidak sekadar sebuah ajang fashion show semata. Lebih dari itu, BBF adalah salah satu langkah dalam upaya pemerintah Banyuwangi untuk mengembangkan ekosistem batik di wilayah ini.

“BBF bukan semata peragaan busana, melainkan sebuah inisiatif untuk mempercepat perkembangan industri batik Banyuwangi. Ini berarti mulai dari hulu hingga hilir, dari tahap produksi hingga hasil jadi,” kata Ipuk.

Selama satu dekade terakhir, pemerintah kabupaten dengan tekun mengadakan pelatihan dan mengundang pelaku industri batik nasional serta desainer nasional ke Banyuwangi untuk memberikan pelatihan kepada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) batik Banyuwangi.

“Alhamdulillah, saat ini ekosistem batik mulai tumbuh. Jumlah pelaku UKM yang semula hanya belasan, kini telah mencapai angka 60. Para desainer semakin mahir, dan para pengrajin batik juga mengalami pertumbuhan. Kami berharap ekosistem ini terus berkembang,” tambah Ipuk.

Edisi BBF tahun ini memilih motif Sembruk Cacing sebagai tema utama, memamerkan puluhan busana batik dengan beragam gaya, termasuk busana muslim, busana kasual, busana resmi, dan busana pesta. Banyuwangi sendiri memiliki 44 motif batik yang diangkat secara bergantian setiap tahunnya.

BBF bukan sekadar ajang peragaan mode; berbagai kegiatan turut mengiringi acara ini yang bertujuan untuk memupuk kecintaan generasi muda terhadap batik. Kegiatan tersebut mencakup lomba desain batik, fashion on pedestrian, pemilihan duta batik, jazz batik, pasar batik, hingga meras batik, yang semuanya melibatkan kalangan anak-anak remaja dan pelajar.

Salah satu pelaku usaha batik di Banyuwangi, Fifin Andri, berharap BBF tahun ini akan menjadi dorongan bagi industri batik yang semakin berkembang sejalan dengan membaiknya sektor pariwisata di Banyuwangi.

“Pengembangan usaha kami beriringan dengan pertumbuhan pariwisata. Setelah mengalami penurunan selama masa pandemi, sekarang kami mulai kembali menuju ke keadaan normal. Banyak wisatawan yang kembali datang, dan Banyuwangi menjadi tuan rumah berbagai acara dan konferensi, termasuk MICE. Hal ini sangat menguntungkan bagi kami,” kata Fifin.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Dewan Komisioner OJK Friderica Widyasari Dewi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember Goenawan, Staf Ahli Menteri Kesehatan Ubaidillah Amin, dan Kepala Bakorwil V Jember Nanang Fajar. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.