Tingkatkan Kolaborasi dengan Sungai Watch, Banyuwangi Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Tratas

by -624 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus menguatkan komitmennya dalam mengatasi permasalahan sampah, salah satunya dengan membersihkan Pantai Tratas, Kecamatan Muncar yang saat ini penuh dengan sampah.

Upaya membersihkan pantai ini didukung oleh Sungai Watch, sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang berbasis di Bali, yang telah bekerjasama dengan pemerintah sejak 2022 untuk mengatasi sampah di sejumlah sungai dan pantai di Banyuwangi.

iklan aston

“Kami telah bekerja sama dengan warga, pelajar, tentara, dan elemen lain yang didorong oleh pemerintah untuk membersihkan sampah di sini,” kata Gary Bencheghib, pendiri Sungai Watch dalam acara bersih-bersih Pantai Tratas pada Kamis (6/10/2023).

Gerakan membersihkan Pantai Tratas telah berlangsung selama 14 hari sejak bulan September lalu dan akan terus dilakukan hingga lahan seluas 3 hektar ini bebas dari sampah plastik.

“Hingga saat ini, sudah terkumpul 36 ton sampah yang kami bawa ke tempat pemilahan sampah di Rogojampi. Lebih dari 50 persen merupakan residu yang tidak dapat didaur ulang,” tambah Bencheghib.

Untuk mencegah sampah masuk ke laut, pemasangan jaring dilakukan di sejumlah aliran sungai. Sungai Watch berencana memasang 100 jaring di sejumlah aliran sungai, termasuk di kawasan Pantai Tratas.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang turut serta dalam kegiatan membersihkan pantai, memberikan dukungan penuh terhadap upaya pembersihan sampah plastik. Ia menyebut bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama yang intensif dengan Sungai Watch dan pihak lainnya.

“Kita telah memasang puluhan jaring di sejumlah sungai di Banyuwangi bersama Sungai Watch untuk mencegah sampah plastik mencapai laut. Upaya ini akan terus kami tingkatkan, termasuk di tepian pantai untuk mencegah sampah plastik terbawa oleh air laut saat pasang,” ungkap Ipuk.

Selain melakukan penanganan konkret seperti ini, Ipuk juga menjelaskan strategi penanganan sampah dari hulu ke hilir. Salah satunya melalui program Sekardadu (Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai di Banyuwangi), di mana pihak sekolah dan akademisi kampus diberi tanggung jawab untuk menjaga kebersihan sungai di sekitarnya.

“Tujuannya adalah mendidik warga, terutama para siswa, untuk memahami cara mengendalikan produksi sampah, termasuk menghilangkan kebiasaan membuang sampah ke sungai,” tegas Ipuk.

Tidak hanya itu, program Banyuwangi Hijau juga dilakukan dengan kerjasama pemerintah Norwegia dan korporasi dari Austria untuk membangun tempat pengolahan sampah terpadu. Program ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam memilah sampah rumah tangga mereka, yang selanjutnya diolah di tempat khusus untuk didaur ulang.

“Implementasinya telah cukup sukses di Muncar, dan kini diperluas ke Songgon dengan kapasitas yang lebih besar untuk mencakup enam kecamatan sekitar,” pungkas Ipuk. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.