Banyuwangi, seblang.com – Tempat pembuangan sampah selalu identik dengan suatu tempat yang kotor, busuk dan menjijikkan. Namun beda halnya dengan Bank Sampah Banyuwangi di Kelurahan Penganjuran, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi.
Bank Sampah yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi ini, justru menjadi jujukan wisata edukasi para siswa dari berbagai sekolahan di Bumi Blambangan.
Pasalnya, bank sampah yang berdiri sejak tahun 2012 ini memiliki inovasi persampahan yang pengelolaannya dilakukan secara terintegrasi. Mulai dari pengumpulan, hingga pembuatan benda bernilai ekonomis dari barang bekas.
Nah, kali ini puluhan siswa kelas 1 SDN 1 Lateng Banyuwangi berkesempatan mengunjungi Bank Sampah Banyuwangi, Sabtu (18/3/2023).
Di sana, mereka diajak untuk peduli dan dapat mengolah sampah sejak dini. Hal ini dilakukan dalam upaya pengendalian dan pengelolaan sampah, khususnya di Banyuwangi.
“Disini anak-anak kita berikan edukasi mengenai sampah yang sering dijumpai di rumah. Selain itu, para siswa juga diajarkan pemilahan sampah organik dan anorganik, beserta dampak negatifnya jika tidak diolah dengan baik,” kata Indra Suwandono, Edukasi dan Penyuluhan Bank Sampah Banyuwangi.
Di tempat ini, lanjut Indra, berbagai aktivitas terkait manajemen persampahan dilakukan secara terintegrasi. Mulai dari pendataan, penukaran sampah, rintisan teknologi pengelolaan sampah, pembibitan tanaman, pembuatan pupuk kompos, hingga produksi produk ekonomi berbahan baku barang bekas.
“Di Bank Sampah Banyuwangi ini juga, kita budidayakan Maggot,” ungkapnya.
Maggot ini, kata Indra, tak hanya menjadi solusi untuk menangani sampah yang dihasilkan dari sisa rumah tangga, tetapi kini juga menjadi alternatif pakan ternak karena mengandung protein yang tinggi.
“Budidaya Maggot, kini menjadi peluang usaha yang menjanjikan,” ujarnya.
Menurut dia, sampah bukan masalah, namun justru bisa membawa berkah jika dikelola dengan baik. Keberadaan bank sampah dan kegiatannya merupakan hal yang mulia dan luar biasa karena bisa mengubah tak berguna menjadi memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Sementara ini, ada seribuan orang yang menjadi anggota aktif Bank Sampah Banyuwangi. Selain lingkungan menjadi bersih, juga dapat mengangkat ekonomi anggotanya,” pungkasnya.
Muhammad Azka Abrisam Reynand, salah satu siswa SDN 1 Lateng mengaku senang dengan adanya wisata edukasi di Bank Sampah Banyuwangi.
“Saya juga sering ngumpulkan botol sisa minuman di rumah. Lalu saya kasihkan ke kakek untuk dijual buat tambah uang jajan,” kata dia dengan polosnya.