Banyuwangi, seblang.com– Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di sepanjang tahun 2022 kian meroket, penyakit ini tembus hingga mencapai 512 kasus, dengan kematian mencapai 12 orang.
Plt Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat mengatakan dengan angka yang cukup fantastis kini Kabupaten Banyuwangi menempatkan sebagai salah satu wilayah yang paling tinggi dengan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur.
“Tahun 2022 ini meningkat sangat pesat, dibandingkan tahun 2021 hanya mencapai 92 kasus ,” katanya, Rabu (21/12/2022).
Menurutnya, lonjakan ini terjadi pada bulan Agustus dan ada dua faktor yang menyebabkan angka kasus DBD ini melejit seperti faktor lingkungan dan cuaca.
Sedangkan, Di tahun 2022, cuaca bisa terbilang rancu. Musim penghujan ataupun musim kemarau berlangsung hampir secara bersamaan.
“Waktunya musim hujan ada kemarau, sedangkan waktunya musim kemarau ternyata masih ada hujan. Kondisi itu yang membuat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sangat pesat,”cetusnya.
Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat cenderung berkurang dalam mencegah terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sedangkan, masyarakat yang paling banyak terjangkit DBD di Banyuwangi yaitu masyarakat perkotaan dan ini menyerang hampir seluruh lapisan usia.
“Permukiman warga terbilang rapat dengan area resapan air yang kurang, itu menjadi salah satu faktor penyebab warga banyak yang terjangkit DBD di perkotaan,”pungkasnya.
Sementara itu, Kalau di Desa masih banyak tanah terbuka sehingga air masih bisa meresap. Kalau tidak ada genangan air peluang nyamuk berkembangbiak itu sangat rendah.
Masyarakat perlu meningkatkan pola hidup sehat dan upaya pencegahannya. Kemudian meningkatkan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Seperti pencegahan dengan cara 3M, yakni menguras, mengubur dan membuang barang bekas yang dimungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
Dinkes berharap masyarakat tidak hanya mengandalkan fogging sebagai langkah untuk memberantas DBD.
“Nyamuk Aedes Aegypti akan berkembang biak secara cepat bila PSN masyarakat itu rendah. Gerakan 3M harus rutin dilakukan minimal seminggu sekali. Kami menyediakan abate bisa diambil di puskesmas terdekat dan itu gratis,” tegasnya.////