Tangan Terampil Suhartoyo Mengubah Bambu Menjadi  Alat Hiburan

by -732 Views
Suhartoyo sedang memperbaiki angklung di sela waktu jualan buah di Jalan Letkol Istiqlah Banyuwangi (foto: Nurhadi/seblang.com)
iklan aston

Penulis : Nurhadi     Editor : Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Batang bambu di tangan Suhartoyo, seorang pedagang buah di Jalan Letkol Istiqlah Banyuwangi merupakan alat hiburan saat menunggu pembeli buah-buahan yang dijajakan sekaligus menjadi tambahan pendapatan karena dibuat alat musik tradisional dan aneka macam kerajinan serta dijual kepada masyarakat.

iklan aston

Tangan terampil P Toyo mampu mengolah batang  bambu menjadi alat musik angklung dan patrol yang menjadi alat musik tradisonial yang merdu. Biasa dimainkan saat menunggu dagangan buah semangka atau ada kolega yang ingin belajar dan bermain musik bersama.

Menurut pria asli Banyuwangi itu, ketrampilan memainkan alat musik tradisional diperoleh secara otodidak.”Awalnya saya melihat dan mengamati pada saat ada orang memainkan musik angklung atau patrol. Kemudian mencoba memainkan dan terus belajar sampai mahir,” jelasnya.

Termasuk ketrampilan membuat alat musik tradisional dia belajar dengan melihat dan mengamati orang yang membuat angklung dan patrol semudian dipraktikan. Awalnya butuh pengorbanan yang cukup besar karena tidak sedikit bambu yang dipakai untuk membuat angklung tidak jadi.

Saat ini keinginan dan harapan P Toyo adalah  melestarikan angklung dan patrol sebagai warisan seni budaya leluhur yang adi luhung agar tidak punah sehingga siapapun yang ingin belajar silahkan datang,imbuhnya.

Dalam keseharian lebih lanjut dia menuturkan, ada saja atau tidak jarang ada teman atau pelanggan buahnya yang mendatangi tempat jualan buah semangka dan melon untuk belajar dan bermain musik angklung. Dengan sabar dan telaten ayah 3 anak membimbing bahkan terkadang bermain bersama.

Selanjutnya pria yang tinggal di Kelurahan Singonegaran itu menambahkan angklung karyanya dijual mulai harga Rp. 750 ribu. Kemudian seperangkat musik patrol lengkap dihargai mulai Rp  1,5 juta. Sedangkan genta angin dijual dengan harga Rp. 30 ribu.

Untuk penjualan alat musik tradisional biasa ramai pada bulan-bulan tertentu, khususnya menjelang bulan Ramadhan. Sedangkan untuk hari-hari biasa tidak bisa dihitung tetapi sekali waktu masih ada masyarakat yang membeli angklung dan patrol produksinya.

Sedangkan untuk bambu yang menjadi bahan baku pembuatan angklung dan patrol dimabil darimana saja asal bermutu dan berkualitas.

“Bagi generasi muda kalau bisa terus menjaga memelihara dan melestarikan seni tradisional. Selagi saya masih ada kalau mau belajar monggo dan silahkan agar seni tradisional Banyuwangi terus berkembang dan tidak punah,” pungkas Suhartoyo. (nur)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.