Banyuwangi, seblang.com – Di masa PPKM saat ini ekonomi masyarakat semakin sulit ,khususnya di dusun Krajan, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. Namun masyarakat di sana memiliki rutinitas tambahan selama PPKM ini dengan bekerja secara kelompok rumahan sebagai tenaga kerja priper triplek milik CV. Putra Jaya Wood Indonesia.
Ko Bing Bing sebagai pemilik CV. Putra Jaya Wood Indonesia saat meninjau lokasi pemberdayaan masyarakat di Desa Olehsari, Rabu (28/7/21) mengatakan, untuk pemula dalam hal priper atau tambal triplek yang berlubang tersebut awalnya akan canggung dan lambat. “Namun bila sudah terbiasa pekerjaan ini tidak akan membutuhkan waktu lama dalam menyelesaikannya,” ujar.
“Semua peralatan kami siapkan dari meja triplek, warga hanya tinggal menunggu di rumah, poinnya kami hanya membantu perekonomian masyarakat dengan akses lapangan pekerjaan yang tidak terikat, apa lagi pada saat ini semua kegiatan terbatasi oleh PPKM,” kata Ko Bing Bing.
Pemberdayaan yang melibatkan masyarakat saat ini justru lebih efektif untuk mendongkrak perekonomian seperti dikatakan Slamet Santoso, tokoh masyarakat Desa Olehsari dan sekaligus sang inisiator adanya pemberdayaan kerja untuk warga Dusun Krajan.
“Untuk saat ini lapangan kerja teramat dirindukan, khususnya bagi warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap seperti pada saat ini. Mau merantau pun merupakan hal yang tidak mungkin selama pandemi covid-19. Berangkat dari kepedulian akan hal tersebutlah, sehingga saya minta pada pabrik triplek milik Ko Bing Bing agar warga di sini dapat diberdayakan,” paparnya
Sehingga saat ini, Lanjut Slamet Santoso”di dusun Krajan telah aktif 15 sampai 18 orang yang terbagi menjadi beberapa kelompok dengan sistem borong kerja, jelas hal tersebut sangatlah membantu pendapatan mereka. “Bahkan kepala desa memberikan apresiasi kepada pihak CV Putra Jaya Wood Indonesia prihal lapangan kerja untuk warganya,” ungkap Slamet Santoso yang juga salah satu pembina Laskar Merah Putih ( LMP )
Santoso menambahkan, selama aktivitas kerja yang memanfaatkan sebagian halaman bahkan di dalam teras tersebut warga tetap memperhatikan protokol kesehatan. “Sehingga dalam satu meja dikerjakan 2 sampai 3 orang dengan tujuan agar tidak terjadi kerumunan bahkan pihak CV menekankan untuk tetap memakai masker selama bekerja,” pungkasnya. (ari)