Banyuwangi, seblang.com – Proyek plengsengan di Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, yang berada di kawasan Bendung BS6 milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, diduga lemah dalam pengawasan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, AG, salah satu pekerja harian lepas (PHL) di lokasi tersebut, mengungkapkan bahwa material pasir yang digunakan dalam proyek plengsengan kerap diambil langsung dari sungai di sekitar lokasi.
“Iya, mas. Yang saya tahu, pasirnya sering diambil dari sungai ini. Malah kalau saya pegang HP, pekerja proyek seperti orang ketakutan,” ujar AG, Kamis (16/10/2025).
Selain itu, pondasi bangunan plengsengan tersebut diduga hanya memiliki kedalaman sekitar 50 sentimeter.
Saat dikonfirmasi, salah seorang pekerja proyek bernama M (50) menyatakan bahwa pekerjaan yang ia lakukan tidak memiliki CV rekanan dan merupakan proyek milik BBWS Brantas. Namun, ketika ditanya lebih lanjut, M justru menunjukkan sikap tidak kooperatif.
“Maunya apa, mas? Saya ini hanya pekerja proyek. Kok kerjaan wartawan selalu cari-cari kesalahan orang lain,” ucapnya dengan nada tinggi, seolah menantang wartawan yang mencoba mengonfirmasi.
Padahal, niat awal jurnalis hanya untuk menelusuri asal-usul proyek, sumber anggaran, serta menindaklanjuti dugaan penggunaan material pasir dari sungai yang bisa berdampak pada lingkungan.
AG menambahkan, masyarakat berharap agar setiap proyek pemerintah, termasuk milik BBWS Brantas, menerapkan prinsip keterbukaan informasi publik.
“Anehnya, setiap saya lihat pekerjaan milik balai besar, selalu saja mengabaikan UU Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008. Padahal ini penting bagi masyarakat,” tambah AG.
Masyarakat Desa Karangdoro berharap agar pihak pengawas lebih sering melakukan monitoring terhadap proyek-proyek di wilayah mereka agar kualitas pekerjaan benar-benar sesuai standar.//////////
