Banyuwangi, seblang.com – Pengetatan impor udang oleh Amerika Serikat memicu perhatian serius para pelaku industri udang nasional. Ratusan pengusaha, pembudidaya, dan penyedia sarana tambak dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Banyuwangi dalam ajang Shrimp Fair 2025 untuk mencari solusi bersama atas kendala ekspor tersebut.
Forum yang digelar selama tiga hari, 14–16 Oktober, ini digagas oleh Shrimp Club Indonesia (SCI) dan diikuti peserta dari Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat. Fokus utama pertemuan adalah membahas dampak temuan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di kawasan industri Cikande, Serang, yang menyebabkan pembatasan ekspor udang ke Amerika Serikat.
Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Supito, menegaskan bahwa kasus paparan radioaktif tersebut bersifat lokal dan tidak menyebar ke wilayah budidaya.
“Temuan hanya di satu titik, yakni di Cikande, Tangerang. Di luar wilayah itu, seluruh produk udang Indonesia dinyatakan aman,” ujarnya.
Menurut Supito, pemerintah telah mengambil langkah cepat. Melalui kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Koordinator Bidang Pangan, dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapetan), kini diterapkan prosedur sertifikasi bebas radioaktif sebagai syarat ekspor.
“Hanya satu UPI yang masuk daftar red list. Daerah lain tetap bisa mengekspor asal melengkapi sertifikat bebas radioaktif dari Bapetan,” tegasnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan dukungannya terhadap forum ini. Sebagai salah satu penghasil udang terbesar di Indonesia, Banyuwangi memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas industri perudangan nasional.
“Forum ini menjadi ruang untuk duduk bersama, saling menguatkan, dan menyatukan langkah agar setiap persoalan dapat dihadapi bersama,” kata Ipuk.
Dewan Penasehat SCI Banyuwangi, Hardi Pitoyo, menambahkan, Shrimp Fair 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga melahirkan gagasan baru untuk penguatan industri udang nasional.
“Dinamika usaha selalu berubah. Kita harus siap beradaptasi dan menemukan solusi terbaik agar industri ini tetap tumbuh,” ujarnya.
Selain forum diskusi, Shrimp Fair juga menghadirkan pameran teknologi tambak, peralatan modern, serta inovasi produk udang dari berbagai daerah di Indonesia./////////