Dapur Alam Ina Kar, Warisan Leluhur yang Jadi Daya Tarik Wisata Unik di Lembata

by -10 Views
Wartawan: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono

Lembata, seblang.comDapur Alam Ina Kar merupakan warisan leluhur yang menjadi tempat masyarakat adat mengungkapkan rasa syukur atas panen melimpah sekaligus memohon berkat untuk musim tanam berikutnya. Tradisi ini, yang telah diwariskan secara turun-temurun, kini menjadi daya tarik wisata unggulan di Desa Atakore, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sukses menarik perhatian wisatawan mancanegara.

Masyarakat setempat secara rutin memanfaatkan lubang alami di kawasan tersebut untuk memasak hasil bumi dan ternak. Proses memasak yang unik ini dilakukan dengan cara membungkus bahan makanan menggunakan daun, kemudian menutupnya dengan jerami dan batu panas selama 2–3 jam. Hasilnya, masakan memiliki cita rasa khas, tekstur renyah, serta aroma alami yang memikat.

Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir, menegaskan bahwa kekayaan adat dan budaya seperti Dapur Alam Ina Kar merupakan potensi besar yang harus dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan. Tradisi tersebut, menurutnya, tidak hanya memperkuat identitas budaya masyarakat Lembata, tetapi juga memiliki daya tarik ekonomi dan sosial yang tinggi.

“Skala prioritas kita ke depan adalah bagaimana mempromosikan budaya dan keindahan desa wisata ini di tingkat nasional maupun mancanegara,” ujar Nasir.

Sementara itu, Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Dwi Marhen Yono, menyampaikan komitmennya untuk mendukung pengembangan atraksi wisata panas bumi Dapur Alam Ina Kar.

Menurutnya, pemerintah daerah perlu menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung seperti toilet, akses jalan, area kuliner, peta wisata, pemandu wisata (guide), serta keterlibatan tokoh adat agar wisatawan merasa nyaman selama berkunjung.

Dapur Alam Ina Kar ini merupakan keunikan otentik dengan nilai jual tinggi bagi pariwisata. Namun, perlu pengembangan amenitas dasar tanpa mengurangi keluhuran dan keaslian budaya setempat,” ungkap Marhen, pejabat asal Banyuwangi tersebut.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga keindahan alam, budaya, dan adat istiadat Desa Wisata Atakore.

“Esensi dari pariwisata adalah kebahagiaan. Ketika wisatawan datang dan merasa bahagia, maka kita pun akan bahagia,” tambahnya.

Usai pembukaan Festival Lamaholot pada 7–9 Oktober 2025, rangkaian kegiatan dilanjutkan di Desa Atakore sebagai bagian utama dari festival tersebut. Beragam pertunjukan seni budaya dan atraksi warisan leluhur ditampilkan, termasuk kunjungan ke destinasi unggulan Dapur Alam Ina Kar, fenomena alam berupa sumber panas bumi yang dimanfaatkan masyarakat untuk memasak.

Rombongan BPOLBF bersama Wakil Bupati Lembata, sejumlah pejabat daerah, serta masyarakat adat setempat disambut dengan prosesi adat dan tarian penyambutan di Desa Atakore.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten II Setda Kabupaten Lembata, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Satpol PP, Camat Atadei, para tua adat, serta 12 wisatawan asing asal Belanda, Polandia, dan Jerman yang turut menikmati keunikan Dapur Alam Ina Kar.

Melalui berbagai upaya dan kolaborasi lintas pihak, diharapkan sektor pariwisata di Kabupaten Lembata terus tumbuh dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat./////////

iklan warung gazebo