Salah satu peserta dari luar daerah, Atika Zahra asal Pasuruan, mengaku bangga bisa menari di ajang sebesar ini. “Saya menyukai tarian Gandrung karena penuh makna dan keanggunan. Senang bisa menjadi bagian dari pelestariannya,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Safira Firdaus dari Sidoarjo. “Walau bukan asli Banyuwangi, saya sangat mengagumi tarian ini. Bangga bisa ikut menari di panggung Gandrung Sewu,” katanya.
Tak hanya puncak acara, serangkaian agenda seni juga disiapkan untuk memeriahkan festival ini. 23 Oktober akan digelar Festival Musik, dilanjutkan Meras Gandrung pada 24 Oktober — prosesi sakral yang menjadi simbol pengesahan seorang penari Gandrung.
Pada malam harinya, Terminal Terpadu Sobo akan menjadi lokasi Banyuwangi Percussion Festival, di mana empat sanggar musik akan menampilkan atraksi alat musik pukul khas Banyuwangi.
“Semua kegiatan itu akan bermuara pada puncak Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom mulai pukul 13.00 WIB. Kami mengundang wisatawan untuk datang dan menikmati energi budaya Banyuwangi yang luar biasa,” tutup Taufik.