Luhut dan Mensos Gus Ipul Puji Kopi Gombengsari, Rencanakan Pengembangan Laboratorium Kopi di Banyuwangi

by -13 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.comMenteri Sosial Saifullah Yusuf bersama Ketua Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah (KPTDP) Luhut Binsar Pandjaitan menilai Banyuwangi memiliki potensi besar dalam pengembangan kopi nasional. Hal itu diungkapkan usai mereka mengunjungi Kampung Kopi Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kamis (2/10/2025).

Di sela kunjungan kerja untuk meninjau progres uji coba digitalisasi bantuan sosial nasional bersama 20 perwakilan kementerian/lembaga, keduanya menyempatkan diri singgah ke desa yang dikenal sebagai penghasil kopi robusta dan kopi lanang dengan sertifikasi Indikasi Geografis (IG) tersebut.



Didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Gus Ipul—sapaan akrab Saifullah Yusuf—dan Luhut menikmati secangkir kopi robusta khas Gombengsari. “Kopinya mantap,” ujar Luhut usai menyeruput kopi lanang. Gus Ipul menambahkan bahwa produk kopi Banyuwangi sudah memiliki branding yang baik.

Tidak hanya mencicipi, rombongan juga menyaksikan langsung proses pengolahan kopi yang masih dilakukan secara tradisional oleh petani setempat, mulai dari penyangraian, penumbukan, hingga pengayakan yang menghasilkan bubuk kopi halus siap seduh.

Mereka juga meninjau berbagai produk UMKM kopi Banyuwangi yang dikemas secara modern dan menarik. Luhut menyebut Banyuwangi sudah memiliki ekosistem kopi yang kuat, sehingga layak menjadi lokasi riset sekaligus pembangunan laboratorium pengembangan kopi.

“Di sini ekosistemnya sudah terbentuk, ini yang sangat penting. Kita akan coba riset kopi di sini, juga berencana membangun laboratorium pengembangan kopi di Banyuwangi,” kata Luhut.

Bupati Ipuk menambahkan, Gombengsari memiliki sekitar 600 hektare kebun kopi rakyat. Ekosistem pertaniannya juga terintegrasi dengan peternakan, sehingga mendukung pertanian berkelanjutan. “Kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik untuk menyuburkan tanaman kopi. Dari hulu ke hilir sudah tertata,” jelasnya.

Ketua Gapoktan Gombengsari, Haryono, menuturkan produktivitas kopi di wilayahnya mencapai 1–2 ton per hektare. Dengan dukungan pemerintah, harga kopi yang semula hanya Rp 18 ribu–Rp 20 ribu per kilogram kini naik signifikan menjadi Rp 70 ribu–Rp 80 ribu per kilogram.

Tak jauh dari lokasi itu, rombongan juga mengunjungi peternakan kambing perah kelompok ternak setempat. Gus Ipul dan Luhut bahkan sempat mencicipi susu segar hasil produksi warga./////////

iklan warung gazebo