“Muswil ini merupakan salah satu bentuk demokrasi kita sebagai bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. LDII adalah organisasi yang lahir dari rahim Pancasila, sejak berdiri hingga kini asasnya selalu merujuk pada Pancasila. Karena itu, dalam mengelola organisasi, LDII harus tetap berjalan sesuai koridor Pancasila,” ujar KH Chriswanto.
Lebih lanjut dia menuturkan dalam menjalankan organisasi, Pancasila menjadi bingkai LDII dalam setiap langkahnya. Dimana landasan utamanya adalah sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, yang kemudian dijalankan melalui nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, musyawarah, hingga mewujudkan keadilan sosial.
Dia juga menekankan beberapa prinsip penting yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh pengurus dan warga LDII. pertama, harus bisa bekerjasama antar pengurus berdasarkan koridor Pancasila yang berlandaskan Qur’an dan hadits.
Menurutnya, kerjasama itu lebih penting daripada kerja bersama. “Kerja sama itu identik dengan berkorban, supaya bisa melaksanakan tugas secara bersama-sama. Itulah yang disebut harus rela berkorban, maka dari itu di LDII bukan ajang untuk mencari penghidupan, tapi harus berkorban untuk kemajuan LDII,” ujarnya.
Selanjutnya, masing-masing pengurus harus bisa melihat segala sesuatu dari sisi positif. Apabila selalu melihat ke arah negatif, maka semuanya pasti memiliki sisi negatif dan kelemahan, sehingga harus bisa dilawan dengan hal-hal yang positif. Maka dari itu harus bisa berfikir positif serta menempatkan seseorang sesuai dengan tempat dan porsinya.
“Jangan sampai asal menempatkan orang tanpa melihat apa kemampuan yang dimiliki oleh orang tersebut. Supaya bisa berkarya dan berkembang,” imbuhnya.
Selanjutnya semua pengurus harus memiliki ketaatan, karena taat kepada asas yang telah menjadi dasar itu sangatlah penting, “Ketika asas tidak dijalankan dengan benar maka sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik,” imbuhnya.
Faktor lain yang tidak kalah penting menurut KH Chriswanto adalah kemampuan berkomunikasi. Apabila tidak memiliki komunikasi yang baik maka akan terjadi mis komunikasi dan salah paham. Oleh karena itu harus terus memperbaiki komunikasi agar mampu mengatasi situasi yang ada saat ini.
“Apapun yang terjadi harus saling berkomunikasi supaya bisa menyamakan visi misi yang dimiliki,” pungkasnya.///////