Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Banyuwangi, Heni Sugihartini, menjelaskan bahwa penyaluran dana dilakukan sesuai dengan tema yang ditentukan setiap bulan.
“Bulan lalu, bertepatan dengan momen 7-7, bantuan difokuskan untuk anak-anak sekolah kurang mampu. Data penerima diperoleh dari Dinas Pendidikan yang dikolaborasikan dengan Unit Gawat Darurat Kemiskinan (UGDK),” ujarnya, Rabu (27/8/2025).
Menurut Heni, dana yang dihimpun bisa disalurkan melalui Dinas Pendidikan atau langsung berdasarkan data yang telah diberikan masing-masing ASN. Sementara pada Agustus 2025, sebagian bantuan diberikan kepada warga kurang mampu di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blimbingsari untuk mendukung kegiatan pengolahan sampah.
Ke depan, lanjut Heni, penggunaan dana akan terus menyesuaikan dengan tema yang diusung. “Kalau tematik, 100 persen disalurkan sesuai sasaran. Tapi tidak setiap bulan tema itu didistribusikan. Kadang ASN juga bisa menggunakan sebagian untuk kebutuhan konsumsi sendiri,” imbuhnya.
Ia menambahkan, program belanja cantik tidak hanya menyasar penanggulangan kemiskinan, tetapi juga menggerakkan perekonomian lokal. “Ada dua sisi manfaat dari program ini. Pertama membantu masyarakat kurang mampu, kedua mendukung pedagang pasar serta UMKM,” jelas ibu dua anak tersebut.
Meski demikian, Heni membedakan antara program belanja cantik dengan partisipasi ASN dalam kegiatan car free day. “Kalau car free day sifatnya hanya partisipasi biasa dan tidak masuk dalam pencatatan belanja ASN,” terangnya.
Heni berharap budaya berbagi tidak hanya berlangsung pada momen belanja cantik di tanggal-tanggal tertentu, tetapi juga tumbuh menjadi kebiasaan ASN.
“Harapan kami, ASN bisa berbagi kapan pun ada rezeki, sehingga budaya berbagi benar-benar mengakar di lingkungan ASN Banyuwangi,” pungkasnya./////////