Program JKN Ringankan Beban Pasien Gagal Ginjal, Nasipah Bisa Jalani Cuci Darah Rutin Tanpa Khawatir Biaya

by -9 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W Sulaksono
Nasipah pasien gagal ginjal yang terbantu biaya pengobatan cuci darah berkat jadi peserta JKN BPJS Kesehatan.

Banyuwangi, seblang.com – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kembali membuktikan peran vitalnya sebagai penopang layanan kesehatan masyarakat. Salah satu penerima manfaat adalah Siti Nasipah (53), warga Banyuwangi, yang sejak tahun 2016 tercatat sebagai peserta JKN segmen mandiri.

Kesehariannya berubah drastis setelah dokter memvonis dirinya mengidap gagal ginjal kronis, penyakit serius yang membuat fungsi ginjal tidak lagi bekerja optimal. Kondisi ini mengharuskan Nasipah menjalani prosedur cuci darah atau hemodialisis dua kali dalam sepekan. Proses medis tersebut bukan hanya menuntut kedisiplinan, tetapi juga memerlukan biaya yang sangat besar. Namun, berkat perlindungan JKN, ia terbebas dari kekhawatiran soal biaya pengobatan.



Nasipah mengenang betul saat pertama kali mendengar kabar dari dokter bahwa dirinya harus menjalani hemodialisis seumur hidup. Perasaan takut bercampur kaget menyelimutinya. “Saat itu saya benar-benar syok. Cuci darah yang saya tahu sangat mahal, dan harus dilakukan terus-menerus. Namun dokter meyakinkan, semua biaya ditanggung BPJS Kesehatan lewat JKN. Alhamdulillah, perasaan saya jadi lebih tenang,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (21/8/2025).

Perjalanan menuju perawatan itu dimulai dari gejala awal yang ia alami. Rasa pusing hebat membuatnya tidak mampu berjalan dengan baik, tubuhnya kerap demam, dan rasa lelah datang tanpa alasan. Melihat kondisi ibunya semakin melemah, sang anak kemudian menyarankan agar Nasipah memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.

Hasil laboratorium di Puskesmas menunjukkan kadar hemoglobin (Hb) hanya 5 g/dL, jauh di bawah normal. Kondisi ini membuatnya dirujuk ke RSUD Blambangan untuk pemeriksaan lanjutan. Dari serangkaian tes, dokter spesialis menegaskan bahwa ginjalnya telah memasuki tahap kronis sehingga harus segera menjalani terapi cuci darah secara rutin.

Nasipah tidak sepenuhnya memahami penyebab pasti penyakit yang diidapnya. Namun, ia mengaku pola hidup masa lalunya kurang sehat. “Saya dulu jarang minum air putih. Lebih sering mengonsumsi minuman kemasan berwarna. Setelah mendapat edukasi dokter, saya baru sadar bahwa minuman itu banyak mengandung pemanis buatan dan bahan kimia yang bisa merusak ginjal,” tuturnya.

Kini, hampir sepuluh tahun ia menjalani pengobatan di sejumlah fasilitas kesehatan. Nasipah menegaskan tidak pernah merasakan adanya diskriminasi. Semua tenaga medis memberikan pelayanan yang sama, baik kepada pasien JKN maupun pasien umum. “Ruangan cuci darah selalu bersih, dokter dan perawat pun melayani dengan ramah. Saya merasa benar-benar diperhatikan,” ujarnya.

Selain itu, ia berusaha menghapus stigma negatif yang melekat pada tindakan cuci darah. Menurutnya, prosedur ini justru menyelamatkan banyak pasien. “Sebelum cuci darah, tubuh terasa berat, pusing, sesak napas, mual, bahkan bengkak di seluruh badan. Setelah cuci darah, badan jadi lebih ringan, gejala berkurang, dan bisa beraktivitas lebih baik,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Nasipah menyampaikan pesan penting kepada masyarakat luas agar menjaga pola hidup sehat sedari dini. Ia menekankan pentingnya kesadaran untuk menghindari gaya hidup yang dapat merusak kesehatan.

Di akhir wawancara, Nasipah mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh masyarakat yang rutin membayar iuran BPJS Kesehatan meskipun dalam kondisi sehat. Menurutnya, semangat gotong royong itu sangat berarti bagi pasien-pasien yang tengah berjuang melawan penyakit kronis.

“Saya berharap Program JKN ini terus ada dan semakin diperkuat, karena benar-benar membantu masyarakat kecil seperti saya. Terima kasih kepada semua yang rutin membayar iuran, karena berkat itu saya bisa berobat tanpa memikirkan biaya. Untuk pasien gagal ginjal lainnya, jangan takut, tetap semangat. Jangan khawatir lagi dengan biaya cuci darah yang mahal, karena semuanya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” pungkasnya dengan penuh haru.

iklan warung gazebo