“Kita para sopir sudah menanggung seluruh kerugian yang ada. Mulai dari kerusakan muatan, keterlambatan pengiriman. Tolong jangan lagi ada pembatasan angkutan kapal,” kata Suyitno di hadapan massa.
Tak kalah serius, praktik pungli di kawasan pelabuhan menjadi sorotan tajam. Sopir mengaku kerap dimintai sejumlah uang secara ilegal dengan dalih administrasi atau jasa.
“Penghasilan pengemudi sudah dikebiri, masih kena pungli lagi,” ucap Suyitno dengan nada geram.
Dalam orasi mereka, para sopir juga menuntut kejelasan penanganan korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya serta percepatan proses evakuasi. Aksi berlangsung damai dan dikawal ketat oleh aparat kepolisian hingga massa selesai menyampaikan seluruh tuntutan mereka.