Banyuwangi, seblang.com — Ratusan sopir truk menggelar unjuk rasa di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jumat (1/8/2025) sore. Aksi ini dipicu lamanya waktu antre untuk bisa menyeberang ke Bali, serta keluhan atas minimnya fasilitas di area parkir Dermaga Bulusan.
Para sopir, yang mayoritas merupakan pengemudi truk besar seperti tronton dan trailer, menuntut agar mereka segera diberangkatkan serta mendapatkan perlakuan yang adil dalam antrean masuk kapal. Mereka juga meminta pemerintah dan pengelola pelabuhan menambah sarana dan prasarana di ruang tunggu area parkir.
Salah seorang sopir tronton, Suhartono, mengaku telah menginap selama tiga hari di area parkir Bulusan tanpa ada kejelasan jadwal keberangkatan.
“Saya sudah hari ketiga di penampungan. Tidak ada pergerakan. Tadi tahu teman-teman sopir mau aksi, saya ikut menyampaikan aspirasi,” ujarnya.
Suhartono menilai adanya perlakuan tidak adil terhadap kendaraan besar. Truk kecil, menurutnya, bisa langsung masuk ke pelabuhan tanpa harus antre di Bulusan.

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, mengatakan bahwa kemacetan panjang ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tenggelamnya KMP Tunu dan doking sejumlah kapal lainnya sejak pertengahan Juli.
“Ini pekerjaan panjang. Maka dari itu, sudah dilakukan rapat lintas instansi, termasuk bersama Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, untuk mencari solusi jangka pendek, menengah, dan panjang,” jelasnya.
Menurut Kapolresta, sekitar 100 sopir ikut menyuarakan aspirasi dalam aksi damai ini. Ia menyatakan pihaknya memahami keluhan para sopir dan berupaya menjembatani komunikasi antara sopir, ASDP, dan KSOP.
Polresta Banyuwangi bersama pemangku kepentingan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengurai kemacetan. Mulai dari pengamanan, pengalihan jalur, hingga pembentukan pos pantau dan tim urai.