Banyuwangi, seblang.com – Hujan deras sejak pagi mengguyur lintasan Etape Tiga Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Rabu (30/7/2025), menambah tensi persaingan para pembalap. Lintasan sepanjang 140,3 kilometer dari RTH Glenmore hingga Kantor Bupati Banyuwangi menjadi licin dan basah, menciptakan tantangan tambahan di tengah persaingan ketat.
Kondisi tersebut tak menyurutkan semangat para rider. Justru, cuaca buruk memicu adu strategi dan kekuatan dalam menaklukkan jalur rolling dengan tanjakan sepanjang 14 kilometer, bergradien 15 persen, dan elevasi mencapai 527 mdpl. Tanjakan yang masuk kategori 2 ini menjadi pemanasan menjelang Etape Empat yang akan melalui Gunung Ijen.
“Hujan yang sangat deras membuat kondisi sangat sulit. Bahkan kadang jalannya seperti hilang tertutup air. Etape tiga ini lebih sulit daripada dua etape sebelumnya,” ujar pembalap Belanda, Jeroen Meijers, dari Victoria Sports Pro Cycling Filipina.
Cuaca ekstrem juga memicu insiden. Pembalap Indonesia, Syelhan Nurahmat Muhammad dari ASC Monster Indonesia, sempat terjatuh akibat lintasan yang licin. “Tadi sempat jatuh, tapi saya langsung bangkit lagi dengan berusaha keras untuk menyusul,” kata Syelhan yang tetap berhasil mempertahankan gelar Best Indonesian Rider (Banyuwangi Reborn Jersey).
Dari awal lomba, pembalap Roojai Insurance Thailand, Peerapong Landgern, langsung melancarkan breakaway di kilometer nol. Ia ditempel ketat oleh Kyeongho Min dari Seoul Cycling Team. Duet ini memimpin hingga intermediate sprint pertama di KM 26 (Dasri), yang berhasil diamankan oleh Landgern.
Di KM 52, keduanya dikejar dan disusul oleh Bernard Benyamin Van Aert (Anonymous Cycling Team Indonesia), Nur Amirull Fakhruddin Mazuki (Terengganu Cycling Team Malaysia), dan Martti Lenzius (Quick Pro Team Estonia), membentuk grup breakaway berisi lima rider. Bernard sukses menyabet sprint kedua di KM 58 (Jajag) dan sprint ketiga di KM 95 (Rogojampi).
Menjelang tanjakan KOM di KM 114 Pakel, peleton meningkatkan kecepatan dan berhasil menyusul lima pembalap terdepan. Saat rider breakaway mulai melambat, Nicolo Petiti dari Swatt Club Italia melakukan solo break dan menaklukkan tanjakan Pakel, merebut gelar King of Mountain sekaligus mempertahankan jersey Polkadot.
“Menjelang tanjakan 5 rider di depan mulai menurunkan kecepatannya. Kesempatan ini langsung saya ambil dan saya bersyukur bisa menang. Ini semua berkat kerjasama tim Swatt yang berhasil mengontrol peleton, sehingga saya bisa unggul di tanjakan,” ujar Petiti.
Selepas tanjakan, peleton terpecah dan sebanyak 19 pembalap bersaing sengit di sprint terakhir menuju garis finis. Carter Bettles dari Roojai Insurance Thailand keluar sebagai pemenang etape dengan catatan waktu 3 jam 13 menit 07 detik, disusul Nicolo Petiti di posisi kedua dan Lucas De Rossi (China Anta – Mentech Cycling Team) di urutan ketiga.
Meski finis di posisi tujuh, Jeroen Meijers tetap mempertahankan Ijen Sulfur Jersey (Yellow Jersey) dan Best Sprint (Blue Fire Jersey/Green Jersey).