Terakhir, Wali Kota menggarisbawahi bahwa anak muda memiliki peran besar dalam pembangunan ke depan. Menurutnya, Kota Blitar perlu memberi ruang bagi generasi muda untuk berkreasi dan berkontribusi dalam membentuk wajah kota yang baru.
“Kita harus bergerak mengikuti zaman. Perencanaan kota harus bisa membaca potensi anak-anak muda. Dari situ, kita kembangkan Blitar sebagai kota kreatif yang siap menghadapi masa depan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kota Blitar, Toto Robandiyo, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong ormas agar tidak hanya aktif secara administratif, tetapi juga memiliki program kerja yang jelas dan berdampak.
“Kami ingin ormas mampu menyusun program dengan arah yang jelas, dan bisa mengukur sejauh mana manfaatnya. Jadi bukan sekadar aktif, tapi benar-benar memberi kontribusi ke masyarakat,” jelasnya.
Ia mengatakan, pengukuran kinerja ini ke depan akan menjadi bagian penting dalam sistem pembinaan ormas, baik di tingkat kota maupun nasional.
“Kita akan dorong internalisasi sistem ini, agar ormas tahu standar kinerja seperti apa yang bisa digunakan sebagai acuan dalam menjalankan peran mereka,” tambahnya.
Menurut data Bakesbangpol, saat ini terdapat 158 ormas yang tercatat di wilayah Blitar Raya. Jumlah ini mencakup ormas yang memiliki legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM (AHU), ormas yang terdaftar melalui SKT (Surat Keterangan Terdaftar), maupun yang belum memiliki keduanya. (adv/kmf)