“Barber yang memiliki sertifikat BNSP umumnya lebih siap menghadapi pasar kerja yang sudah dipengaruhi AI. Mereka tidak hanya menguasai gaya rambut modern seperti textured crop atau mullet, tapi juga terbiasa menggunakan alat digital, termasuk aplikasi pemesanan atau desain gaya,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa di era serba digital, pelanggan cenderung memilih layanan berdasarkan ulasan daring atau rekomendasi algoritma. Karena itu, kepercayaan terhadap profesional bersertifikat menjadi semakin penting.
“Dengan bekal sertifikasi, barber dari daerah bisa bersaing di kota besar. Mereka juga punya peluang untuk berkembang lebih jauh, termasuk menjajaki sertifikasi internasional dan pasar luar negeri,” lanjutnya.
Selain mendukung pengembangan karier, sertifikasi BNSP juga membantu pelaku usaha dalam memenuhi regulasi nasional. Hal ini dinilai penting untuk membangun reputasi usaha yang profesional dan berkelanjutan.
Latip menambahkan bahwa di tengah ancaman disrupsi teknologi, aspek personal dalam pelayanan barber tetap tidak tergantikan.
“Kemampuan membaca karakter pelanggan, memberi saran gaya yang sesuai, dan menjalin hubungan baik, adalah kekuatan manusia yang belum bisa digantikan mesin. Dan itu semua bisa berkembang jika tenaga kerjanya punya dasar keterampilan yang kuat dan terstruktur,” tutupnya.
Sebagai informasi, kegiatan pelatihan dan sertifikasi ini didanai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2025. (adv/kmf/cht)