Polresta Banyuwangi Gelar Talkshow Literasi Digital: Dorong Generasi Muda Bijak Gunakan Teknologi

by -99 Views
Wartawan: Ali Sam’ani
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com — Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Polresta Banyuwangi menyelenggarakan talkshow bertajuk “Banyuwangi Berseri dalam Semangat Literasi” yang berlangsung di Hotel Aston Banyuwangi, Kamis (24/7/2025). Kegiatan ini menjadi ruang diskusi lintas sektor yang menghadirkan pemerintah, akademisi, media, TNI-Polri, hingga generasi muda, untuk mendorong kesadaran literasi digital di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat.

Talkshow interaktif tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang strategis, di antaranya Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria; Kepala Dinas Kominfo Banyuwangi, Budi Santoso mewakili Bupati Banyuwangi; Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Komang Yogi Arya Wiguna; Dandim 0825/Banyuwangi, Letkol (Arh) Joko Sukoyo; Ketua Dewas LPP TVRI, Dr. Agys Sudibyo; Direktur Radar Banyuwangi, Samsudin Adlawi; dan CEO Promedia, Agus Sulistriyono.



Turut hadir sebagai peserta kegiatan perwakilan pelajar, mahasiswa, komunitas digital, penggiat media sosial, hingga masyarakat umum.

Dalam sambutannya melalui Zoom, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan pentingnya membangun literasi digital sebagai keterampilan dasar masyarakat Indonesia di era teknologi saat ini. Ia menyampaikan bahwa mis informasi dan disinformasi telah menjadi ancaman global yang nyata.

“Gelombang perkembangan teknologi membuka kesempatan tak terbatas, namun sekaligus menimbulkan risiko manipulasi informasi yang dapat merusak kepercayaan publik,” ujar Nezar.

Nezar juga menyoroti potensi penyalahgunaan teknologi seperti artificial intelligence (AI) yang kini mampu menciptakan konten palsu yang sangat realistis, mulai dari video, gambar, hingga suara, yang digunakan untuk tujuan kejahatan seperti penipuan dan penyebaran informasi palsu.

Mengutip data dari Sensitive AI, ia menyebut bahwa sejak 2019, konten deepfake meningkat hingga 550 persen, dengan mayoritas digunakan untuk tujuan non-konsensual yang menyasar kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak.

“Kita perlu memiliki kemampuan kritis, menjaga keamanan data pribadi, serta memahami peluang dan risiko teknologi AI agar tidak disalahgunakan,” tambahnya.

iklan warung gazebo