Banyuwangi, seblang.com – Sekitar 150 buruh tambang yang tergabung dalam Asosiasi Serangan Buruh Tambang Banyuwangi (SERBU TAMBANG) menggelar aksi damai di depan Mapolresta Banyuwangi pada Kamis (24/7/2025). Mereka menyampaikan kegelisahan atas ketidakpastian nasib ribuan pekerja tambang yang kini kehilangan mata pencaharian akibat penutupan sejumlah tambang di Banyuwangi.
Dalam aksi tersebut, para buruh melayangkan surat pengaduan kepada Kapolresta Banyuwangi dan menuntut solusi konkret dari pemerintah daerah.
Kuasa hukum SERBU TAMBANG, Nanang Slamet, menjelaskan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap nasib para buruh tambang dan keluarga mereka yang kini hidup dalam ketidakpastian.
“Kami, para pegiat tambang, sudah memberikan atau mengikuti arahan dari Pemda melalui Bappenda Banyuwangi, kami sudah memberikan kontribusi untuk menambah PAD Banyuwangi. Namun, kami mengharapkan bukan hanya pemerintah mengambil atau menarik pajak saja, tapi juga berikanlah kami solusi konkret kepada pegiat tambang di Banyuwangi,” ujar Nanang.
Ia juga menekankan bahwa para buruh hanya ingin bekerja dengan tenang, tanpa ancaman penangkapan atau pengusiran, sembari menunggu kejelasan hukum atas aktivitas tambang yang selama ini menjadi sumber penghidupan.
“Kami meminta agar semua tambang — baik legal maupun ilegal — ditutup sementara secara serentak. Kami ingin pemerintah benar-benar hadir dan memberikan solusi,” tegasnya.
Senada dengan kuasa hukum, Koordinator SERBU TAMBANG Banyuwangi, Edi Susanto, juga menyuarakan keresahan para buruh. Menurutnya, ratusan keluarga kini berada dalam kondisi terancam karena kehilangan mata pencaharian.
“Kami hanya buruh tambang yang ingin bekerja untuk menghidupi keluarga. Kalau tambang ditutup tanpa solusi, bagaimana anak-anak kami bisa makan? Bagaimana masa depan mereka?” ucap Edi dengan suara bergetar.
Edi menambahkan bahwa pihaknya akan terus menempuh jalur damai dan berharap ada pertemuan antara pihak pemerintah, penambang, dan aparat penegak hukum untuk mencari titik terang atas persoalan yang tengah membelit sektor tambang di Banyuwangi.
Dalam pernyataannya, Nanang Slamet memperingatkan bahwa jika tuntutan mereka tidak segera ditanggapi, pihaknya siap menggelar aksi lanjutan dengan skala lebih besar.
“Bila mana pengaduan kami, kami pandang tidak segera diatasi atau diatensi,
bahkan terkesan mengulur-ulur, kami pastikan kami akan demonstrasi dengan membawa ribuan masa,” tegasnya.
Para buruh berharap, aksi hari ini bisa membuka mata para pemangku kebijakan bahwa tambang bukan hanya urusan tambang semata, tetapi juga tentang manusia, keluarga, dan masa depan.
“Tanpa para buruh tambang, apakah Pemkab Banyuwangi bisa membangun seperti sekarang? Kami hanya ingin bekerja dengan aman dan dilindungi,” pungkas Nanang.