Banyuwangi, seblang.com – Operasi SAR tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali resmi ditutup pada hari ke-20, Senin (21/7/2025). Namun, kepastian jumlah penumpang kapal masih menjadi tanda tanya besar di tengah publik. Tidak adanya data manifest yang valid memunculkan saling lempar tanggung jawab antar instansi terkait.
Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, secara terbuka mempertanyakan kejelasan data manifest. Ia menegaskan pentingnya data akurat untuk kebutuhan informasi publik dan pemberian santunan kepada korban.
“Yang saya tanyakan soal data riil manifest, karena ini menjadi dasar untuk saya menyampaikan ke masyarakat. Karena itu nanti juga berkaitan dengan santunan para korban,” ujar Danang dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang.
Namun, pertanyaan tersebut justru berujung pada saling tunjuk. Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang juga bertindak sebagai Sar Mission Coordinator (SMC) menyatakan data manifest sepenuhnya berada di bawah kewenangan operator dan perusahaan kapal.
“Mulai awal sampai operasi ditutup, tidak ada data lain selain yang kita terima itu. Jumlah riilnya menjadi wewenang ASDP dan Raputra. Tugas kami melakukan pencarian,” jelas Nanang.