Banyuwangi, seblang.com – Kontingen Banyuwangi dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur (Jatim) harus puas di urutan ke 15 dengan perolehan 12 medali emas, 28 perak dan 46 medali perunggu dengan total poin 150. Turun empat tingkat dari Porprov VIII Jatim Tahun 2023 yang berada di urutan 11.
Imbas kegagalan Banyuwangi dalam gelaran (Porprov) IX Jatim Tahun 2025 di Malang Raya DPRD Banyuwangi melalui alat kelengkapan dewan (AKD) akan memanggil Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan Komite Olahraga Nasional (KONI) setempat.
Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, menyatakan rencana mengundang Dispora dan KONI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan arah kebijakan dan program pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga daerah.
Michael mengakui, selama ini dirinya tidak pernah melakukan pemantauan arah kebijakan pembinaan dan prestasi olahraga daerah karena terbentur dengan kesibukannya sebagai pimpinan dewan.
” Teman-teman cabor itu sebenarnya mempunyai semangat tinggi dan saya selama ini tidak pernah melakukan pemantauan. Setelah dipercaya menjadi Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Banyuwangi, saya dapat info dari KONI kalau anggaran pembinaan olahraga kita ini minim, ” ujar Michael kepada wartawan pada Rabu (16/7/2025).
Menurut Ketua Partai Demokrat Banyuwangi tersebut, minimnya anggaran pembinaan olahraga berakibat menurunnya motivasi pengurus cabor dan atlet dalam mengikuti kejuaraan. Karena kemajuan olahraga tidak terlepas dari adanya dukungan anggaran, sehingga dengan alokasi anggaran yang memadai maka pembinaan olahraga akan berjalan dengan baik dan maksimal.
”Kemarin pengurus cabor itu berpikir bagaimana bisa ikut Porprov dengan anggaran yang kecil sekali. Contohnya sepak bola untuk pra Porprov saja kita sudah mengeluarkan biaya tinggi sedangkan biaya pembinaan kita hanya diberi Rp. 8 jutaan, akhirnya pengurus harus mikir sendiri, ya kalau mereka mampu. Kalau tidak bisa buat frustasi,” tambahnya.
Michael menyatakan, dengan minimnya anggaran pembinaan olahraga akan memberikan dampak negatif terhadap keolahragaan di Kabupaten Banyuwangi. Salah satunya tidak sedikit atlet yang sudah berprestasi memilih pindah keluar daerah yang bisa menjamin keberlangsungan prestasi dan kesejahteraan mereka.
”Talenta sepak bola putri kita pindah ke Malang karena disana ada jaminan terhadap prestasinya, atlet berkuda asli Banyuwangi pindah ke Probolinggo di Porprov kemarin dapat medali. Maka tahun 2027 kita akan minta mereka pulang ke Banyuwangi,” imbuhnya.
Untuk mencari solusi permasalahan yang terjadi, DPRD membuka ruang dialog bersama Dispora dan KONI setempat berkaitan dengan berbagai hal mulai dari evaluasi program pembinaan olahraga, anggaran hingga pembinaan dan peningkatan prestasi atlet.
”Kita ingin ada kontribusi positif untuk perkembangan olahraga di Banyuwangi dengan harapan anggota dewan bisa ikut memberikan sumbangsih kemajuan dan prestasi olahraga daerah namun sayangnya selama ini KONI kurang komunikasi dengan kita,” tambahnya.
Wakil Ketua DPRD Banyuwangi asal fraksi Demokrat tersebut menyampaikan bahwa tuntutan untuk meningkatkan prestasi olahraga daerah cukup tinggi namun tidak diikuti dengan dukungan penganggaran yang memadai.
Mewujudkan prestasi olahraga membutuhkan anggaran yang komprehensif dan terencana. Dengan pengelolaan anggaran yang baik, diharapkan pembinaan olahraga dapat berjalan lancar dan menghasilkan atlet-atlet berprestasi yang dapat mengharumkan nama daerah.
” Banmus DPRD Banyuwangi telah menjadwalkan rapat bersama KONI dan Dispora, nantinya akan kita minta KONI untuk presentasi program dan kebutuhan anggaran keolahragaan ke depan,” pungkasnya.///////