Banyuwangi, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyatakan penolakan terhadap rencana penutupan total Jalur Gumitir selama dua bulan dalam rangka proyek perbaikan infrastruktur pada Juli hingga Desember 2025. Penolakan itu disampaikan karena dikhawatirkan dapat memicu lonjakan inflasi dan mengganggu distribusi logistik antardaerah.
Pemkab mengusulkan agar proyek tetap berjalan tanpa menutup jalur sepenuhnya, melainkan menggunakan sistem buka tutup. “Penutupan total berpotensi menaikkan biaya akomodasi karena rute yang harus ditempuh menjadi lebih jauh. Ini bisa berdampak pada inflasi di Banyuwangi, Jember, bahkan Bali,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja, Senin (30/6/2025).
Rencana penutupan total Jalur Gumitir itu muncul karena proyek perbaikan akan melibatkan penggunaan alat berat dan mempertimbangkan aspek keselamatan. Namun, Komang menegaskan bahwa wacana tersebut masih akan dibahas bersama Ditlantas dan sejumlah pihak lain sebelum diputuskan.
Menurut Komang, jalur alternatif yang disiapkan melalui Bondowoso–Situbondo juga dinilai belum memadai. Salah satu kendala utama adalah adanya jembatan dengan kapasitas maksimal 15 ton, sementara truk tangki bahan bakar minyak (BBM) memiliki bobot melebihi batas tersebut.
“Teman-teman dari Pertamina sudah menanyakan soal ini. Truk tangki tidak mungkin lewat jembatan itu. Kalau pengiriman ke Jember harus memutar lewat Probolinggo. Rutenya jauh lebih panjang dan berpotensi menaikkan harga,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah telah melakukan pembahasan internal dan secara tegas meminta agar opsi penutupan total ditinjau ulang.