Petik Laut Ungkapan Syukur Nelayan Pantai Lampon Banyuwangi Ritual Leluhur yang Tetap Lestari

by -9 Views
Writer: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya hasil tangkapan laut, para nelayan Banyuwangi rutin setiap tahun menggelar tradisi Petik Laut. Salah satunya para nelayan di Pantai Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, pada Jumat (27/6/2025).

Tradisi larung sesaji ini telah diwariskan turun-temurun sejak 1927 atau sekitar 98 tahun lalu. Ritual digelar setiap tanggal 1 Suro penanggalan Jawa sebagai bentuk sedekah laut masyarakat nelayan.

Menurut tokoh masyarakat Lampon, Suharsono, ritual petik laut diawali dengan arak-arakan sesaji dari Kampung Baru menuju Pantai Lampon, tempat berlangsungnya ritual yang jaraknya sekitar satu kilometer.

Sesaji tersebut berisi kepala sapi, hasil bumi, dan hasil laut. Sebelum dilarung, para nelayan dan tokoh masyarakat memanjatkan doa bersama di tepi pantai, memohon keselamatan dan limpahan rezeki dari Yang Maha Kuasa.

“Setelah ritual selesai, sesaji kita larung ke tengah laut menggunakan perahu,” kata Suharsono, yang juga ketua panitia Petik Laut Lampon.

Dia menambahkan, rangkaian kegiatan ritual petik laut di desanya dimulai sejak malam sebelumnya dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Selain itu panitia juga menampilkan beragam kesenian dan budaya yang tumbuh dan berkembang serta memberikan hiburan bagi pengunjung.

“Harapan kami, melalui petik laut yang digelar setiap tahunnya ini. Para nelayan selalu diberi keselamatan saat melaut, hasil tangkapan melimpah, dan rezeki makin berkah,” imbuh Suharsono.

Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, yang turut hadir dalam prosesi ritual petik laut mengungkapkan pihaknya memberikan apresiasi semangat warga dalam menjaga memelihara dan melestarikan warisan adat tradisi.

“Petik Laut bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga cerminan kekuatan gotong royong masyarakat pesisir. Ini menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai kebersamaan yang terus dirawat oleh masyarakat Lampon secara turun-temurun,” ujarnya.

Lebih lanjut H. Mujiono menuturkan pemerintah terus berupaya mendukung pelestarian tradisi ini dengan memasukkannya dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest).

Selain itu, dia mengajak nelayan menjaga memelihara dan melestarikan laut sebagai sumber kehidupan masyarakat pesisir.

“Laut harus kita jaga bersama. Jangan dikotori atau dirusak. Jangan buang sampah ke laut atau sungai, mari kita jaga bersama. Karena dari laut lah sumber utama penghasilan yang didapat oleh para nelayan,” tandas Mujiono.

Ribuan orang warga dan wisatawan tampak antusias dalam mengikuti ritual adat tradisi petik laut yang digelar . Mereka memenuhi area Pantai Lampon menyaksikan rangkaian prosesi ritual, mulai arak-arakan hingga larung sesaji ke tengah laut.

iklan warung gazebo