Pemdes Gununggede Blitar Gelar Rembug Stunting, Angka Kasus Turun Jadi 10 Anak

by -6 Views
Writer: M Adip Raharjo
Editor: Herry W. Sulaksono

Blitar, seblang.comPemerintah Desa (Pemdes) Gununggede, Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar menggelar kegiatan Rembug Stunting pada Kamis (26/6/2025) di balai desa. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan dalam rangka mendukung program nasional percepatan penurunan stunting, dan kali ini difokuskan untuk penyusunan rencana kegiatan tahun 2026.

Kegiatan diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari bidan desa, para kader kesehatan, pengurus PKK, hingga guru-guru PAUD dan TK. Kepala Desa Gununggede, Mayar Siswanto, menjelaskan bahwa rembug ini menjadi forum penting untuk menyerap masukan dari para pelaksana di lapangan.

“Ini memang kegiatan rutin tiap tahun. Kegiatan ini bagian dari program nasional penanganan stunting, dan khusus kali ini untuk kegiatan tahun 2026,” ujarnya.

Menurut Mayar, semua usulan yang muncul dalam forum akan dibawa ke dokumen perencanaan desa seperti RPJMDes dan RKPDes. Ia menilai bahwa keterlibatan banyak pihak selama ini cukup membantu upaya pencegahan dan penanganan stunting di desa.

“Yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu semua kader desa, bidan desa, ibu-ibu dari PKK, termasuk guru-guru TK. Banyak pihak yang berperan dalam penanganan stunting di desa kita,” imbuhnya.

Mayar menyebut angka stunting di Desa Gununggede mengalami tren penurunan. Dari 25 kasus pada tahun 2023, turun menjadi 15 pada 2024, dan per Juni 2025 tercatat tinggal 10 anak.

“Alhamdulillah, angka stunting di desa kami turun. Insya Allah sudah berkembang ke arah yang baik,” katanya.

Meski begitu, ia tidak menampik masih ada tantangan yang perlu diselesaikan. Salah satunya berkaitan dengan pola makan anak yang memengaruhi asupan gizi.

“Masalah stunting seringkali karena nafsu makan anak yang kurang. Jadi kalau nafsu makannya membaik, insya Allah stunting juga bisa selesai,” jelasnya.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terus dilakukan melalui Posyandu. Anak-anak yang telah menjalani intervensi gizi tetap dipantau secara berkala.

“Untuk PMO, kami melakukannya lewat Posyandu. Anak-anak yang mendapat makanan tambahan dipantau terus, termasuk yang sudah selesai masa intervensinya,” tambahnya.

Mayar berharap ke depan tidak ada lagi anak di desanya yang mengalami stunting. Ia juga mengapresiasi kerja keras para kader yang telah aktif turun ke masyarakat.

“Saya bersyukur atas kerja keras para kader. Tahun depan mudah-mudahan sudah nihil, tidak ada anak stunting lagi,” ucapnya. (adip)

iklan warung gazebo