Bagi ibu-ibu yang memiliki usaha dan ingin mengembangkannya, pinjaman bisa menjadi solusi. Namun, Ipuk mengingatkan bahwa hal itu harus dibarengi dengan komitmen, kerja keras, dan pengelolaan keuangan yang tepat.
Sebaliknya, jika belum siap secara finansial dan manajerial, ia menyarankan untuk menahan diri dan memilih langkah-langkah yang lebih aman, seperti berhemat.
“Bisa mulai dari mengurangi jajan di luar, lebih banyak sedekah. Insyaallah itu bisa membuka pintu rezeki,” kata Ipuk.
Dalam literasi keuangan tersebut, Ipuk menegaskan peran penting ibu rumah tangga sebagai manajer keuangan keluarga. Ia berharap tidak ada lagi warga, khususnya ibu-ibu, yang terjebak masalah pinjaman, baik dari lembaga resmi maupun ilegal.
“Kenapa sasarannya ibu-ibu? Karena yang paling banyak mengelola keuangan keluarga adalah ibu-ibu,” tuturnya.