Banyuwangi Kembangkan Ekosistem Industrialisasi Beras Biofortifikasi “Sunwangi” Pertama di Indonesia

by -11 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.comBanyuwangi mencatatkan diri sebagai daerah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mengembangkan ekosistem industrialisasi beras biofortifikasi secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Inovasi ini diwujudkan melalui produk unggulan bernama Sun Rice of Java Banyuwangi atau Sunwangi.

Beras biofortifikasi merupakan jenis beras bernutrisi hasil budidaya benih padi yang telah ditingkatkan kandungan gizinya. Beras ini mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti vitamin A, B1, B3, B9 (asam folat), B12, zat besi, dan zinc.

“Dari sisi pemerintahan, Pemkab Banyuwangi menjadi satu-satunya di Indonesia yang mengembangkan ekosistem industrialisasi beras biofortifikasi dari hulu ke hilir,” ujar CEO Pandawa Agri Indonesia (PAI), Kukuh Roxa Putra.

Pengembangan ekosistem Sunwangi melibatkan kolaborasi multipihak, mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi, swasta, perbankan, hingga petani. Pemerintah daerah berperan sebagai orkestrator, sementara Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan benih dan menjadi mitra riset.

Pandawa Agri Indonesia menyediakan inovasi dan teknologi pertanian regeneratif, Danone Indonesia menjadi mitra keberlanjutan dan pemenuhan gizi, sedangkan Bulog bertindak sebagai off-taker nasional. Bank Indonesia turut berkontribusi dalam dukungan pembiayaan inklusif, dan ratusan petani menjadi pelaku utama di lapangan.

Kukuh menjelaskan bahwa pendekatan ekosistem ini dilakukan secara menyeluruh. Di sisi hulu, proses dimulai dari pemilihan benih unggul, budidaya, hingga pendampingan petani. Saat ini, varietas yang digunakan adalah IPB 9G dan IPB 15S, yang dikenal kaya mikronutrien serta tahan terhadap perubahan iklim dan hama.

Dalam praktik budidayanya, para petani mendapatkan pendampingan teknis dari tim PAI melalui pendekatan PPAI Teknologi. Pendekatan ini mencakup intervensi di 10 tahapan budidaya padi, yang bertujuan meningkatkan produktivitas, efisiensi input, dan ketahanan terhadap cuaca ekstrem.

Budidaya Sunwangi juga mengadopsi prinsip Low Carbon Agriculture yang berorientasi pada pertanian rendah emisi dan ramah lingkungan. Produk akhir dari sistem ini tidak hanya lebih sehat, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap pencegahan stunting pada anak.

“Di sisi hilir, saat panen tiba, Bulog langsung menyerap hasilnya dengan harga yang menguntungkan bagi petani,” tambah Kukuh.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menuturkan bahwa ekosistem ini dibangun berbasis kolaborasi, teknologi, dan data. Selain menghasilkan beras berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, program ini juga memberikan edukasi serta mendorong peningkatan kesejahteraan petani.

“Petani Banyuwangi tidak hanya mendapatkan ilmu dari para ahli di bidangnya, tetapi juga peningkatan kesejahteraan karena hasil panen langsung diserap Bulog dengan harga yang sesuai,” ujar Ipuk.///////

iklan warung gazebo