Banyuwangi, seblang.com – Produksi beras Banyuwangi sedang melaju kencang. Hingga pertengahan 2025 ini, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu mencatat surplus beras hingga 159.320 ton. Capaian ini pun selaras dengan semangat swasembada pangan yang digencarkan Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi hingga Mei 2025, produksi beras di Bumi Blambangan sudah menyentuh angka 228.309 ton. Jumlah ini dihasilkan dari panen padi seluas 47.568 hektare.
“Sementara kebutuhan beras masyarakat per bulan antara 12.500 sampai 14.400 ton. Kalau dihitung sejak Januari, total kebutuhan sampai Mei sekitar 68.989 ton. Artinya kita masih surplus besar,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (12/6/2025).
Ipuk menyebut, surplus ini jadi sinyal positif bahwa Banyuwangi ikut ambil bagian dalam agenda besar ketahanan pangan nasional.
“Presiden menargetkan swasembada dengan dua indikator utama yakni LTT atau luas tanam dan penyerapan gabah oleh Bulog. Dua-duanya kita kejar,” ujar Ipuk.
Ditambahkan Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, luas tanam padi di Banyuwangi sendiri sudah mencapai 63.457 hektare, atau 50,6 persen dari target 125.000 hektare pada 2025. Sementara, serapan gabah oleh Bulog berada di angka 94,11 persen dari target 49.100 ton setara beras.
“Artinya, cadangan beras pemerintah yang tersimpan di gudang Bulog sudah aman. Bahkan lebih dari cukup,” kata Ilham.
Namun, perjalanan dari sawah hingga lumbung tidak selalu mulus. Ilham mengakui ada tantangan di lapangan, mulai dari serangan hama hingga kondisi cuaca yang tak selalu bersahabat. Meski begitu, semangat para petani tak surut.
“Kita masih punya waktu enam bulan lagi. Dengan tren capaian semester pertama ini, kami optimis target swasembada bisa kita penuhi di akhir tahun,” pungkas Ilham.