“Semoga dari kisah-kisah Pak Tohan di waktu senjanya bisa memberikan hal-hal baru, menyingsing seperti matahari terbit kembali dari ricikan-ricikan anak muda untuk melestarikan Angklung Paglak dan memberikan inovasi serta kreativitas yang luar biasa,” tambahnya.
Sementara itu, Mbah Tohan, yang kini berusia 74 tahun, memberikan pesan menyentuh kepada generasi muda.
“Semua harus melestarikan kesenian Banyuwangi. Hal ini harus didasari dari anak-anak muda itu sendiri supaya kesenian yang ada di Banyuwangi tetap lestari,” ujar Mbah Tohan.
Pagelaran seni bertajuk “Paglak Menyingsing, Senja Berkisah” mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Ratusan penonton memadati area RTH Singojuruh, menikmati alunan khas Angklung Paglak yang berpadu dengan narasi kebudayaan dan nilai-nilai lokal yang kuat.
Kegiatan seperti ini membuktikan penjagaan dan pelestarian budaya tidak hanya soal menjaga warisan, tetapi juga tentang menumbuhkan kecintaan baru melalui generasi muda, yang siap menyingsingkan semangat baru bagi seni tradisi Banyuwangi.