Blitar Kota, seblang.com – Hujan deras yang mengguyur Kota Blitar sepanjang Sabtu malam (31/5/2025) tidak menyurutkan antusiasme warga dalam mengikuti pembukaan Grebeg Pancasila 2025. Ribuan orang tetap memadati rute Kirab Pancasila dan Pawai Lentera yang menjadi pembuka rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini.
Kirab dimulai dari halaman Istana Gebang, rumah masa kecil Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, kemudian melintasi sejumlah jalan utama menuju Alun-Alun Kota Blitar. Sepanjang rute, warga tampak berjejer di pinggir jalan, mengenakan jas hujan atau membawa payung, menyaksikan iring-iringan peserta kirab yang tetap berjalan tertib meski diguyur hujan.
Peserta kirab terdiri dari pelajar, organisasi masyarakat, dan perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) se-Kota Blitar. Mereka membawa lentera menyala serta berbagai replika yang menggambarkan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk visual. Pemandangan ini menciptakan suasana yang hangat dan mengesankan, seolah menjadi pengingat akan semangat persatuan di tengah tantangan zaman.
Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin—yang akrab disapa Mas Ibin—turut hadir dan memberikan sambutan di Alun-Alun setelah kirab selesai. Ia menyampaikan rasa bangga atas keterlibatan warga yang tetap datang meski cuaca tidak bersahabat.
“Ini bukan sekadar perayaan seremonial. Pancasila hidup dalam keseharian kita sebagai bangsa. Semangat gotong royong dan saling menghargai itu yang perlu terus kita pelihara, terutama oleh generasi muda,” ujarnya di hadapan para peserta dan penonton.
Tahun ini, Grebeg Pancasila mengangkat tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila, Menuju Indonesia Raya”. Melalui tema tersebut, Pemerintah Kota Blitar berharap seluruh elemen masyarakat dapat melihat Pancasila sebagai panduan dalam menghadapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rangkaian kegiatan Grebeg Pancasila akan berlangsung hingga 6 Juni 2025. Beberapa agenda yang telah dijadwalkan antara lain Renungan Pancasila, Upacara Hari Lahir Pancasila, Kirab Gunungan Lima, dan Kenduri Pancasila. Setiap kegiatan dirancang untuk memberikan ruang refleksi serta penguatan nilai-nilai kebangsaan, terutama di tengah situasi sosial yang terus berkembang.
Dari tanah kelahiran Bung Karno, pesan Pancasila kembali digaungkan—bukan hanya sebagai bagian dari sejarah, tapi sebagai nilai yang terus hidup dan relevan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.//////