Banyuwangi Perluas Pengelolaan Sampah Sirkular, Gandeng Austria dan UEA

by -15 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memperluas program pengelolaan sampah sirkular ke seluruh wilayah kabupaten, setelah berhasil di Kecamatan Muncar dan Balak, Songgon. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Banyuwangi Hijau hasil kerja sama dengan perusahaan asal Austria, Borealis, dan mitra dari Uni Emirat Arab, Clean Rivers.

Peluncuran perluasan program dilakukan Kamis (22/5/2025) di Pendopo Banyuwangi oleh Bupati Ipuk Fiestiandani bersama Anthony Berthold dari Borealis Austria dan Deborah Baccus dari Clean Rivers UEA. Hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kemenko Perekonomian, Nani Hendiarti, serta Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra.

“Penanganan sampah ramah lingkungan dengan membangun fasilitas pengolahan ini adalah bagian dari Banyuwangi Hijau Fase 2 dan 3,” ujar Bupati Ipuk.

Pada kesempatan itu, juga dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo. Fasilitas ini ditargetkan menjangkau 37 desa di delapan kecamatan, dengan kapasitas pengolahan mencapai 160 ton sampah per hari.

Program pengelolaan sampah sirkular di Banyuwangi pertama kali dimulai pada 2018 melalui kerja sama dengan Project Stop, dengan pendirian dua TPS 3R di Kecamatan Muncar: Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo dan Sidoayu di Desa Sumberberas. Kedua fasilitas itu melayani sekitar 90.000 jiwa dari total 130.000 penduduk Muncar, dan telah mengolah lebih dari 116.000 ton sampah serta menyerap lebih dari 100 tenaga kerja lokal. Keberhasilan ini turut mengantarkan Banyuwangi meraih Plakat Adipura.

Pada 2022, program diperluas ke Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang melayani 47 desa di enam kecamatan. TPS 3R di lokasi ini mengelola sampah dari sekitar 15.000 rumah tangga atau setara 60.000 jiwa.

“Selain TPS 3R di Purwoharjo, dua terminal sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA) juga akan dibangun dalam waktu dekat,” ujar Ipuk. Kedua SPA yang merupakan bagian dari Banyuwangi Hijau Fase 3 itu dirancang masing-masing mengelola hingga 50 ton sampah per hari. Jika digabung, tiga fasilitas baru ini memiliki total kapasitas pengolahan mencapai 260 ton per hari.

Deborah Baccus menyampaikan dukungan dari pemerintah UEA terhadap program ini. Menurutnya, Banyuwangi telah menunjukkan komitmen kuat dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

“Kami melihat dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari program ini. Banyuwangi menjadi contoh baik bagi daerah lain di Indonesia,” ungkap Deborah.

Sementara itu, Anthony Berthold menyatakan kebanggaannya karena Borealis kembali terlibat dalam pengembangan program di Banyuwangi. Ia menilai keberhasilan program sebelumnya tak lepas dari kepemimpinan daerah yang memiliki visi lingkungan yang kuat.

“Kami mendukung penuh perluasan ini karena hasil dari program sebelumnya sudah terbukti berhasil,” kata Anthony./////

iklan warung gazebo