Tradisi Ithuk-Ithukan Warga Osing Rejopuro Banyuwangi Ungkapan Syukur Kepada Tuhan Atas Berkah Mata Air Yang Tidak Pernah Kering

by -66 Views
Writer: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Masyarakat Oesing tersebar di berbagai wilayah Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) dan dikenal masih kuat memelihara dan melestarikan seni budaya, tradisi dan ritual adat. Salah satu tradisi yang masih lestari adalah Tradisi Ithuk-Ithukan yang digelar setiap tahun di Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah Banyuwangi.

Tradisi Ithuk-Ithukan ini digelar setiap tanggal 12 Dzulqa’dah yang tahun ini bertepatan dengan Sabtu pagi, (10/5/2025). Ritual sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas keberadaan sumber mata air “Mengarang atau Kajar”, yang tidak pernah kering dan menjadi tumpuan kebutuhan air sehari-hari warga, digelar dengan khidmat dan penuh semangat kebersamaan.


Sesepuh Adat Rejopuro, Sarino, menyatakan tradisi yang dilaksanakan merupakan ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah dari sumber mata air yang tidak pernah kering.

“Ini merupakan rasa syukur kami atas sumber mata air yang melimpah. Tentunya, ini merupakan berkah yang membawa manfaat bagi masyarakat sekitar sini,” ujar Sarino.

Ritual diawali dengan mendoakan Ithuk (nasi lengkap dengan lauk pecel pitik), yaitu ayam panggang suwir yang dibumbui parutan kelapa yang dicampu dengan bumbu pecel. Makanan ini kemudian diarak kampung dalam prosesi budaya yang diiringi kesenian Barong Cilik Sukma Kencana, Kuntulan Putri Kembar dan Sanggar Nampani.

Para remaja putri dan wanita dari beberapa dusun berbaris rapi berjalan beriringan sambil membawa Ithuk menuju arah timur untuk dibagikan ke warga. Kemudian berputar ke barat menuju lokasi sumber mata air. Di lokasi tersebut seluruh peserta bersama-sama menyantap hidangan sebagai simbol kekeluargaan, kebersamaan dan ungkapan rasa syukur.

Tradisi Ithuk-Ithukan yang telah diwariskan sejak tahun 1617 ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antarwarga. Warga yang berhalangan hadir karena sakit pun tetap menerima ithuk yang diantarkan langsung ke rumah mereka, menunjukkan kuatnya nilai kebersamaan dalam budaya masyarakat Rejopuro.

Dengan tetap terjaga dan dilestarikanya Tradisi Ithuk-Ithukan, masyarakat Oesing Rejopuro membuktikan bahwa ritual tradisi, kearifan lokal dan nilai spiritual bisa terus hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman yang cepat.

iklan warung gazebo