Kepala Desa Tuliskriyo Sanankulon Blitar Hadiri Syukuran Sedekah Bumi, Sampaikan Program Irigasi dan Pelestarian Budaya

by -49 Views
Writer: M Adip Raharjo
Editor: Herry W. Sulaksono

Blitar, seblang.comMasyarakat Desa Tuliskriyo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, menggelar tradisi tahunan “Kembul Kajat Tasyakuran Methik Pantun” atau sedekah bumi. Kegiatan yang menjadi bagian dari warisan budaya ini diselenggarakan di tengah area persawahan yang berada di perbatasan antara Dusun Sendang dan Dusun Sukowinangun, pada Rabu (23/4/2025).

Acara yang diselenggarakan oleh paguyuban kelompok tani dari kedua dusun tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Tuliskriyo, Mashuriono, bersama perangkat desa, perwakilan dari Kecamatan Sanankulon, Kapolsek Sanankulon, Babinkamtibmas, Babinsa, tokoh masyarakat, serta puluhan warga yang datang dengan antusias.

Dalam sambutannya, Mashuriono menjelaskan bahwa sedekah bumi merupakan tradisi turun-temurun yang sarat makna dan dijaga oleh masyarakat sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah. Selain sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mendoakan keselamatan dan kesejahteraan seluruh warga desa.

“Kegiatan ini bukan hanya bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT atas limpahan rejeki dan kesehatan, tetapi juga momen untuk mengirim doa kepada para leluhur dan cikal bakal desa agar kita semua senantiasa diberi keberkahan dan dijauhkan dari bala,” ujar Mashuriono.

Ia juga menyampaikan, menjaga tradisi lokal ini agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman sangatlah penting. Menurutnya, nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan spiritualitas yang terkandung dalam sedekah bumi perlu terus diwariskan kepada generasi muda. Untuk itu, Pemerintah Desa Tuliskriyo turut mendukung penuh pelaksanaan kegiatan ini sebagai bagian dari penguatan budaya dan pengembangan desa.

Lebih lanjut, Mashuriono menjelaskan bahwa acara ini juga sejalan dengan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia. Salah satu upaya nyata yang dilakukan Pemerintah Desa Tuliskriyo adalah pembangunan infrastruktur pertanian berupa sumur bor dan jaringan irigasi yang ditujukan untuk mendukung produktivitas para petani.

“Tahun ini kami bangun sumur baru di Dusun Sendang yang mampu mengairi sekitar lima hektare sawah, dan rencananya akan ditambah tiga titik lagi. Ini bagian dari upaya kami untuk memperkuat ketahanan pangan desa dengan memastikan ketersediaan air irigasi bagi lahan pertanian warga,” jelasnya.

Acara puncak ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh perwakilan kelompok tani yang kemudian diserahkan kepada Kepala Desa sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan. Prosesi dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama setempat, serta makan bersama sebagai wujud kekeluargaan.

Sedekah bumi di Desa Tuliskriyo tidak hanya menjadi sarana spiritual dan kebudayaan, tetapi juga momentum reflektif bagi masyarakat untuk memperkuat solidaritas sosial serta merawat kelestarian alam yang menjadi tumpuan hidup para petani.

Mashuriono berharap tradisi ini dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang sebagai bagian dari identitas dan kekuatan sosial masyarakat pedesaan. (dip)

iklan warung gazebo