Situbondo, seblang.com – Penderitaan sekitar 800 jiwa penduduk Dusun Campoan, Desa Alas Bayur, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo, akibat terisolasi selama dua bulan pasca longsor akhirnya menemui titik terang. Bencana tanah longsor yang terjadi pada Februari 2025 itu memutus akses jalan utama dusun, menyebabkan warga kesulitan beraktivitas dan terpaksa mencari jalur alternatif yang jauh.
Kepala Desa Alas Bayur, Relawati, menjelaskan betapa signifikan dampak longsor tersebut terhadap kehidupan warganya.
“Sejak longsor terjadi pada Februari lalu, sekitar 800 warga kami Alas Bayur Dusun Krajan, Polai dan Pringan Timur benar-benar terisolasi. Upaya gotong-royong warga selama seminggu hanya mampu membuka jalur kecil yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Material longsor berupa batu-batu besar menjadi penghalang utama, Alhamdulillah kehadiran Bupati Situbondo sudah menurunkan alat berat dan jalur tersebut sudah bisa dilewati,” ungkapnya pada Jumat (18/4/2025).
Kondisi ini memaksa warga yang membutuhkan kendaraan roda empat untuk beraktivitas, seperti mengangkut hasil bumi atau keperluan lainnya, harus menempuh perjalanan memutar melalui Kabupaten Bondowoso.
Jalur alternatif ini tentu menambah jarak dan waktu tempuh yang signifikan. Bahkan, pengerahan alat berat dari pemerintah daerah pun sempat terkendala medan yang curam dan sulit diakses, membutuhkan waktu hingga dua hari untuk tiba di lokasi kejadian.
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, didampingi Mbak Una Ketua TP PKK Situbondo saat meninjau langsung lokasi longsor memberikan penjelasan terkait keterlambatan pengerahan alat berat.