Banyuwangi, seblang.com – Peningkatan signifikan arus mudik terjadi di Pelabuhan Ketapang, dengan lonjakan mencapai 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Yani Andriyanto, melaporkan bahwa dalam rentang lima hari terakhir, tercatat 223.036 pemudik telah melintasi jalur Ketapang-Gilimanuk.
“Rata-rata harian, peningkatannya 54 persen untuk kendaraan pemudik dari Bali menuju Jawa dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” tegas Yani.
Ia menjelaskan bahwa lonjakan pemudik paling terlihat pada H-10 hingga H-5 Lebaran, dengan prediksi puncak arus mudik akan terjadi pada 26, 27, dan 28 Maret. “Jadi saat mendekati Nyepi, akan agak melandai. Prediksi kami masih sama untuk puncak mudik, yakni pada 26, 27, dan 28 Maret,” tambahnya.
Menyikapi peningkatan ini, Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono langsung memantau kesiapan Pelabuhan Ketapang. “Di sisi Banyuwangi masih lengang. Pihak pengelola pelabuhan sudah disiapkan antisipasi seandainya ada lonjakan-lonjakan, mulai untuk H-13 sampai H+8 Lebaran,” ujarnya.
Meskipun kondisi Pelabuhan Ketapang relatif lengang, kepadatan arus mudik lebih terkonsentrasi di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Namun, Pemkab Banyuwangi tetap mempersiapkan segala kemungkinan. “Wisatawan yang datang ke Banyuwangi akan aman, nyaman, dan ada kepastian bahwa Banyuwangi siap menyongsong Hari Raya Idul Fitri,” tegasnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik, Banyuwangi telah memaksimalkan berbagai fasilitas. “Semuanya ready. Kami dari pemda menyediakan tempat untuk cek kesehatan yang tersedia setiap hari selama 24 jam. Ada tiga sif yang bertugas di sana,” ujarnya.
Pemkab Banyuwangi juga mengerahkan sumber daya maksimal melalui kerja sama lintas instansi, termasuk ASDP dan kepolisian. Berbagai fasilitas kritis telah disiapkan, meliputi pos pengamanan terpadu, sistem pemantauan CCTV, dan layanan kesehatan 24 jam. Dengan demikian, pihak terkait terus melakukan antisipasi dan pengawasan ketat untuk menjamin kelancaran arus mudik.