Malang, Seblang.com – Tim Amartya Bhumi Kepanjen secara tak sengaja menemukan “permata tersembunyi” di Sumber Mansari, Patirtan Pasukan Mataram, Desa Slorok, Kabupaten Malang. Hal tersebut terungkap saat tim melakukan penelusuran Jejak Kearifan dalam kegiatan Sambang Ramadan pada Minggu (16/3).
Sumber mata air jernih yang memukau di tengah pesona alam pedesaan ini menjadi daya tarik utama Sumber Mansari. Dikelilingi lingkungan yang teduh dan menenangkan, tempat ini menawarkan pengalaman wisata yang berbeda. Gemericik air yang mengalir melewati bebatuan, diiringi gemerisik bambu dan pepohonan rindang, menciptakan suasana khas pedesaan tempo dulu. Pengunjung dapat bersantai di kolam patirtan yang menyegarkan dan menikmati ketenangan alam.
Tak heran jika wisata Desa Slorok ini juga dikenal sebagai wisata Djadul Sumber Mansari. Lokasinya yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, dengan suasana damai dan asri, membuat pengunjung merasa terbawa dalam kedamaian, menghilangkan lelah dan letih.
Selain itu, di lokasi ini juga terdapat Petilasan Mbak Imansari, salah satu tokoh bedah krawah Desa Slorok yang kharismatik. Petilasan ini sering menjadi tujuan para peziarah yang mencari kedamaian dan petunjuk.
Sumber Mansari memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata pedesaan yang populer jika dikelola dengan baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pemerhati budaya dan sejarah dari Tim Amartya Bhumi Kepanjen, Hartono, mengatakan bahwa stakeholder yang ada di Desa Slorok dan Kecamatan Kromengan harus bersatu-padu untuk mengembangkan wisata Djadul Sumber Mansari.
Menurutnya, keindahan alam yang masih alami, dengan daya dukung suasana pedesaan yang asri dan tenang, serta keramahan penduduk desa, bisa menjadi daya tarik dan nilai jual yang kuat bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam.
Hartono juga berharap Pemerintah Desa Slorok lebih memperhatikan perawatan dan pelestarian wisata desa yang dimiliki, terutama dalam hal perawatan akses jalan dan jembatan menuju lokasi wisata desa.
“Daya dukungan dari sebuah wisata dari tujuh sapta wisata itu yang terakhir adalah kenangan. Jadi, harus ada unsur kenangan yang bisa dibawa pulang sehingga orang-orang itu ingin kembali ke wilayah Sumber Mansari,” pungkas Hartono.