Kekurangan Murid, 16 SD di Kabupaten Malang Akan Dimerger

by -134 Views
Writer: Achmad Suseno
Editor: Herry W Sulaksono
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Suwadji
iklan aston

Malang, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pendidikan memastikan akan melakukan merger terhadap 16 Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2025 ini. Kebijakan ini diambil karena jumlah siswa di sekolah-sekolah tersebut tidak mencukupi. Rencananya, dalam waktu dekat akan digelar pertemuan dengan semua pihak terkait.

“Ada 16 SD yang akan dimerger pada tahun 2025. Kami akan membahasnya dalam rapat dengan pihak terkait pada Kamis depan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwadji, di Pendopo Agung, Selasa (11/2/2025).



Dalam rapat tersebut, Dinas Pendidikan akan mengundang kepala sekolah, kepala desa, camat, koordinator wilayah (Korwil) pendidikan, serta perwakilan wali murid.

“Semua pihak kami undang. Nanti kita jelaskan bahwa sekolah itu tidak hanya kekurangan siswanya, tetapi bagaimana dengan siswa yang sekolahnya di merger itu. Apakah ada kesulitan apa enggak, dan sebagainya. Nanti jadi bahan pertimbangan kami,” ungkap Suwadji.

Suwadji menjelaskan, alasan utama penggabungan ini adalah jumlah siswa yang terlalu sedikit, yaitu kurang dari 20 murid per kelas, serta jarak domisili sekolah yang berdekatan.

“Alasan di merger itu yang pertama karena siswanya sedikit sekitar kurang dari 20 murid per kelas, dan domisili antar dua sekolah berdekatan. Jadi antara sekolah yang siswanya sedikit dengan sekolah yang siswanya banyak itu nanti digabung jadi satu, sehingga siswa yang sekolahnya di merger,  tidak jauh,” terang Suwadji.

Lebih lanjut Suwadji mengungkapkan bahwasanya Bupati Malang juga memberikan arahan agar sekolah yang dimerger memiliki jarak sekitar 100 meter dari sekolah lainnya dan tetap mempertahankan sarana serta prasarana yang ada.

“Tadi permintaan Bapak Bupati sekitar 100 meter saja gak masalah, kemarin hanya mempertahankan sarana dan prasarana,” bebernya.

Terkait pergantian sistem penerimaan siswa dari zonasi menjadi domisili, kata Suwadji, sistem zonasi menggunakan jarak ke sekolah sedangkan sistem domisili menggunakan lokasi wilayah yang berdekatan dengan sekolah.

“Jadi untuk system yang baru ini menggunakan domisili dimana acuannya lokasi wilayah. Kami berharap dengan pergantian system penerimaan siswa dari zonasi ke domisili dapat mengatasi permasalahan penerimaan siswa baru setiap tahunnya,” tandas Suwadji.

Berikut daftar 16 SD yang akan digabungkan pada tahun 2025:

  1. SDN 2 Ardimulyo digabung dengan SDN 3 Ardimulyo menjadi SDN 2 Ardimulyo.
  2. SDN 2 Candirenggo digabung dengan SDN 4 Candirenggo menjadi SDN 2 Candirenggo.
  3. SDN 2 Dengkol digabung dengan SDN 3 Dengkol menjadi SDN 2 Dengkol.
  4. SDN 1 Klampok digabung dengan SDN 3 Klampok menjadi SDN 1 Klampok.
  5. SDN 1 Pagentan digabung dengan SDN 5 Pagentan menjadi SDN 1 Pagentan.
  6. SDN 2 Tlogosari digabung dengan SDN 1 Tlogosari menjadi SDN 1 Tlogosari.
  7. SDN 2 Karangduren digabung dengan SDN 3 Karangduren menjadi SDN 3 Karangduren.
  8. SDN 3 Lawang digabung dengan SDN 5 Lawang menjadi SDN 3 Lawang.
  9. SDN 1 Sumberporong digabung dengan SDN 3 Sumberporong menjadi SDN 1 Sumberporong.
  10. SDN 1 Kasembon digabung dengan SDN 3 Kasembon menjadi SDN 1 Kasembon.
  11. SDN 1 Peniwen digabung dengan SDN 2 Peniwen menjadi SDN 1 Peniwen.
  12. SDN 1 Kromengan digabung dengan SDN 2 Kromengan menjadi SDN 1 Kromengan.
  13. SDN 1 Karangrejo digabung dengan SDN 2 Karangrejo menjadi SDN 1 Karangrejo.
  14. SDN 8 Sumberpucung digabung dengan SDN 12 Sumberpucung menjadi SDN 8 Sumberpucung.
  15. SDN 6 Jatiguwi digabung dengan SDN 2 Jatiguwi menjadi SDN 2 Jatiguwi.
  16. SDN 7 Sumberpucung digabung dengan SDN 6 Sumberpucung menjadi SDN 6 Sumberpucung.

iklan warung gazebo