Banggakan Kota Gandrung Banyuwangi Dewi Agustiningsih Peraih Gelar Doktor Muda

by -3305 Views
Wartawan: Hari Purnomo
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Kota Banyuwangi banyak mencetak generasi muda yang mengharumkan kota Gandrung. Seperti halnya Dewi Agustiningsih Alumni SMAN 1 Glagah Banyuwangi. Wanita kelahiran 27 agustus 1998 ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Dewi Agustiningsih adalah alumni SMAN 1 Glagah lulusan tahun 2016. Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dan besar di Kelurahan Tukangkayu Lebak, Banyuwangi. Ayahnya, Suyanto, hanya lulusan SMP dan bekerja sebagai sopir tidak tetap, sementara ibunya, Surahmah, hanya mengenyam pendidikan SD, bekerja sebagai asisten rumah tangga, Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas membuatnya harus berjuang keras dalam menempuh pendidikan.

Saat di temui media Dewi Agustiningsih mengatakan kondisi ekonomi keluarganya tidaklah mudah. “Kami harus sangat berhati-hati dalam mengatur keuangan, Dulu, saat kakak-kakak saya masih sekolah, bapak saya masih bekerja, sehingga mereka bisa menyelesaikan SMA tanpa terlalu banyak kendala. Namun, ketika saya kelas 2 SMP, bapak saya pensiun, dan di titik itulah saya benar-benar merasakan perjuangan berat dalam menempuh pendidikan,” ujar Dewi, saat di temui awak media,Jumat(7/2/25).

Meski mengalami keterbatasan, dukungan dan semangat dari orang tua selalu menjadi pilar utama dalam perjalanan akademiknya. Ia pun terus berusaha menjadi yang terbaik di bidang akademik sebagai jawaban atas rasa ingin tahunya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan.
hidup Dewi Agustiningsih menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Alumni siswi SMAN 1 Glagah lulusan tahun 2016 ini, adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dan besar di Kelurahan Tukangkayu Lebak, Banyuwangi. Ayahnya, Suyanto, hanya lulusan SMP dan bekerja sebagai sopir tidak tetap, sementara ibunya, Surahmah, yang hanya mengenyam pendidikan SD, bekerja sebagai asisten rumah tangga sebelum menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas membuatnya harus berjuang keras dalam menempuh pendidikan.

“Kondisi ekonomi keluarga kami tidaklah mudah. Kami harus sangat berhati-hati dalam mengatur keuangan. Dulu, saat kakak-kakak saya masih sekolah, bapak saya masih bekerja, sehingga mereka bisa menyelesaikan SMA tanpa terlalu banyak kendala. Namun, ketika saya kelas 2 SMP, bapak saya pensiun, dan di titik itulah saya benar-benar merasakan perjuangan berat dalam menempuh pendidikan,” ujar Dewi,

Meski mengalami keterbatasan, dukungan orang tua selalu menjadi pilar utama dalam perjalanan akademiknya. Ia pun terus berusaha menjadi yang terbaik di bidang akademik sebagai jawaban atas rasa ingin tahunya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan.

Sejak kecil, Dewi dikenal sebagai anak yang penuh rasa ingin tahu. Ia sering mempertanyakan berbagai fenomena alam, seperti mengapa air laut asin atau mengapa langit berubah warna saat senja. Rasa penasaran itu membuatnya jatuh cinta pada sains, terutama kimia.

“Saya ingin mengubah kehidupan kami. Saya ingin membuktikan bahwa latar belakang ekonomi bukanlah penghalang untuk sukses. Saya ingin membahagiakan orang tua saya di hari tua mereka. Saya tahu bahwa pendidikan adalah salah satu jalan yang bisa membawa saya ke arah yang lebih baik,” tambah dewi

Sosok yang paling berpengaruh dalam perjalanan akademiknya adalah ibunya. Meskipun tidak mengenyam pendidikan tinggi, sang ibu selalu menanamkan pentingnya ilmu pengetahuan dan memberikan dukungan moral yang luar biasa.

iklan warung gazebo