Emak-Emak Jember Selatan Ikut Unras, Ungkap Pro Kontra Truk Bermuatan Lebih yang Melintas

by -5 Views
Writer: Nur Imatus Safitri
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Jember, seblang.com – Bersamaan dengan aksi unras yang dilakukan dua ribu masyarakat asal Jember Selatan, yang menamakan dirinya Aliansi Masyarakat Bersatu UMKM dan para sopir dump truk di depan Kantor Pemkab Jember, Senin (3/2/2025).

Kurang lebih 40 emak-emak di Desa Kasiyan Timur, Kecamatan Puger, Jember. Juga menggelar aksi unjuk rasa serupa di depan jalan yang rusak, akibat mobilitas truk-truk besar pabrik semen PT. Imasco Asiatic.



Aksi unras itu dilakukan, saat sejumlah petugas dari DPU Bina Marga Jawa Timur dan perwakilan dari pabrik semen PT. Imasco Asiatic melakukan pengukuran jalan. Sebagai tindak lanjut, rencana upaya perbaikan jalan yang akan dilakukan di wilayah setempat.

Puluhan emak-emak itu meminta kejelasan terkait wacana perbaikan jalan di sepanjang jalur Kasiyan Timur yang mengalami kerusakan lantaran sering dilewati truk-truk bermuatan berlebih.

Mereka juga mengungkap adanya pro kontra di tengah masyarakat setempat menyikapi soal rusaknya jalan, di wilayah Jember Selatan.

“Masyarakat ini ingin tahu kapan realisasi rencana perbaikan jalan ini. Ini kan katanya mau dicor jalannya, antara Imasco dengan PU Surabaya (Jatim),” kata salah satu warga yang melakukan aksi Nur Leali saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.

“Dari perbaikan ini (kesepakatan) masyarakat sini, truk bermuatan besar tetap tidak boleh masuk, walaupun Imasco yang bangun. Sebab kan belum selesai (perbaikan). Lah nanti kalau sudah selesai, kan bisa dibicarakan dan musyawarah lagi dengan masyarakat,” sambungnya.

Puluhan emak-emak itu berjejer ditepian jalan sambil membawa spanduk bertuliskan “Yang Membatasi Akses Itu Undang-undang”, “Bioskop Loberah, Bioskop Mau Tutup, Jangan Bingung Cari Tiket, Jangan Tertipu Calo”.

Kata Nurul, adanya spanduk itu. Merupakan sindiran. Karena saat ini masyarakat diduga dipecah belah. Menjadi dua kubu yang saling pro dan kontra.

“Dari adanya aksi kami ini. Juga masyarakat kami ini dipecah belah. Ada juga yang demo di Pemkab Jember. Jadi dengan adanya penutupan jalan ini, ada yang pro dan kontra,” ungkapnya.

“Tapi kalau masyarakat sini, tetap dengan kesepakatan awal. Minta dilakukan pengecoran jalan (dengan ketebalan) 40 cm. Sedangkan untuk yang demo di Pemkab Jember itu, minta kelonggaran agar ada muatan. Tapi tetap kami menginginkan adanya penutupan jalan,” imbuhnya.

Terkait alasan untuk melakukan penutupan jalan, kata Nur Laeli, karena dari proses perbaikan jalan itu. Dikhawatirkan akan kembali rusak, jika masih dilintasi kendaraan bermuatan besar.

“Kenapa? Ya karena kan kita tahu semua. Masih banyak jalan yang rusak. Apalagi kan sudah sepakat untuk penutupan jalan (sembari proses perbaikan jalan). Kami menyayangkan, kenapa kok masih ada yang demo itu (di Pemkab Jember),” ujarnya.

Dirinya menepis adanya larangan truk bermuatan normal untuk melintas. Karena yang dimaksud untuk larangan melintas, adalah untuk truk bermuatan besar dengan kriteria enam roda atau lebih.

“Karena (sesuai kesepakatan) untuk trailer (truk muatan besar/tronton) tetap tidak bisa masuk (melintas). Kalau yang lain, truk muatan beberapa ton masih bisa,” katanya.

“Dimana sesuai aturan, ya truk antara 5-8 ton. Kalau 15 ton dan sampai lebih dari itu ya melanggar aturan, kan karena jalannya kan masih kelas 3. Ada kelonggaran untuk masyarakat lokal maksimal 15 ton sebenarnya, tapi itu saja masih menuntut yang katanya kurang banyak (muatannya), malah tidak bersyukur,” imbuhnya.

Terkait tudingan adanya pungli, lebih jauh Nur Laeli juga menepis adanya hal tersebut.

“Ada juga katanya yang menyogok (pungli), itu loh tidak ada semua. Bisa dibuktikan sendiri, di sini tidak ada itu (pungli). Kenapa kemudian terjadi pro dan kontra di masyarakat, ya karena ada isu (peserta demo di Pemkab Jember), itu dibayar Rp 100 ribu. Tapi itupun juga tidak jelas infonya,” ujar Nur Laeli.

“Untuk jalan ini mulai diukur, dan kita menunggu kapan akan diperbaiki. Jadi masyarakat minta penjelasan, mulai kapan mau dicor,” imbuhnya.

Menyikapi soal pengukuran jalan yang dilakukan, staff UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan (PJJ) DPU Bina Marga Jawa Timur di Jember, Erlangga mengaku proses perbaikan jalan, saat ini masih berada ditahap lelang.

“Ini kita laksanakan tahap awal pengukuran (jalan), untuk rencana perbaikan jalan (wilayah) Kasian, Kecamatan Puger, Jember,” kata Erlangga.

“Kita sudah ukur dari pertigaan jalan sepanjang 1500 meter (ke arah barat), yang 1000 meter diperbaiki oleh Dinas PU Provinsi Jatim, dan yang 500 meter dari PT. Imasco, itu kegiatan kita,” sambungnya.

Sementara itu menurut Perwakilan PT. Imasco Asiatic Ain Sugianto, pihaknya berkomitmen ikut melakukan perbaikan. Sesuai kesepakatan yang pernah dibahas saat di Pendapa Wahyawibawagraha, Senin sore (13/1/2025) lalu.

“Untuk dari Imasco nantinya kita mengerjakan yang 500 meter. Kami dari Imasco hadir untuk (membahas dan meninjau) nantinya proses pengecoran jalan dan pengecekan jalan,” ujar Sugianto.

“500 meter itu dari tempat kami, sampai ke Masjid (Desa Grenden). Itu tugas Imasco dalam waktu dekat ini. Untuk kami tidak perlu menunggu proses lelang, bisa lebih cepat kami kerjakan. Setelah dari PU Bina Marga Provinsi Jatim menunjuk kita,” imbuhnya.

iklan warung gazebo

No More Posts Available.

No more pages to load.