Diduga Jadi Korban Perundungan Bocah Kelas 6 SD di Jember Sempat Pingsan Akibat Dicekoki Pil Koplo

by -138 Views
Writer: Nur Imatus Safitri
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Jember, seblang.com – Video aksi bullying (perundungan, red) oleh 20 bocah siswa SMP dan SMA terhadap bocah SD viral di sejumlah akun Medsos.

Diketahui, korban yang masih duduk di kelas 6 SD, berinisial MJF (12) asal Kecamatan Semboro, Jember.





Saat dikonfirmasi, kakak sepupu korban berinisial TK, adiknya itu diduga menjadi korban bullying. Dengan cara dicekoki pil koplo yang dicampur ke dalam minuman es teh dan diminum oleh korban dan tidak sadarkan diri.

Kemudian, lanjut TK, sebanyak 20 siswa SMP-SMA itu kemudian melakukan tindakan menginjak-injak korban dan ditenggelamkan di aliran irigasi. Dengan maksud untuk membuat korban sadar.

Kejadian dugaan perundungan itu, menurut TK, berawal dari kegiatan yang berlangsung sejak Sabtu malam (18/1/2025) kemarin.

“Kalau kejadiannya itu, sejak Malam Minggu mereka awalnya ketemuan bakar-bakar gitu. Sampai pukul 3 subuh. Setelah itu mereka pulang. Kebetulan si korban ini masih SD. Tapi berteman sama anak yang gede-gede, anak SMP, SMA gitu, nggak mau berteman sama anak yang sepantaran,” ucap TK saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (21/1/2025) sore.

Keesokan harinya, Minggu (19/1/2025 kemarin. Korban izin kepada ibunya untuk berenang dengan teman-temannya.



“Bilangnya izin mau berenang bersama dengan teman-temannya (yang bersama Malam Minggu kemarin). Bilangnya bersama salah satu temannya, yang dikenal baik oleh ibunya. Kemudian mendapat izin itu. Berangkat pukul 7 pagi,” paprnya.

Namun ditunggu sampai pukul 3 sore, kata TK, korban belum pulang ke rumahnya. Selanjutnya, ibu korban bersama kakak sepupunya mencari korban. Diketahui berada di dekat rumah, sekitar areal persawahan.

“Kagetnya saat itu, korban ini ternyata direndam di aliran sungai dan posisinya hanya terlihat kepalanya saja. Saat kejadian itu hujan, korban segera diselamatkan ibunya saat berada di aliran sungai itu,” ungkapnya.

Sontak ibu korban kaget dan marah, lanjutnya, karena mengetahui jika anak laki-lakinya itu tampak lemah dan lemas akibat mengkonsumsi pil koplo.

“Setahu ibunya, korban itu dicekoki pil koplo oleh teman-temannya. Pil koplo itu dicampur di minumannya. Saat itu banyak anak-anak umuran SMP-SMA, sekitar 20 orang,” ujarnya.

“Dari kejadian itu, korban dibawa pulang untuk berganti baju. Karena kondisinya tampak tidak sadar, lemah, dan lemas. Langsung dibawa ke Puskesmas,” sambungnya.

Lebih lanjut, TK mengatakan terkait kejadian korban yang diduga mengalami perundungan dan sampai dicekoki pil koplo. Hal tersebut, berawal dari informasi pengakuan salah satu teman korban.

“Sebelumnya dia (korban) sempat minta uang ke saudara ayahnya. Ayahnya ini kan sudah meninggal, korban ini anak yatim. Saat itu diberi uang, untuk beli es itu. Kalau yang ngasih obat (pil koplo) ke minumannya itu, gak ngerti teman yang mana,” ujarnya.

Terkait kapan pil koplo tersebut sampai dikonsumsi korban. Menurut TK, dari pengakuan salah satu teman korban. Dilakukan saat korban pergi ke kamar mandi pemandian tempat korban berenang dengan teman-temannya.

“Saat pergi ke kamar mandi itu, minuman itu dicampur dengan pil koplo katanya. Kemudian korban tidak sadarkan diri. Setelah gak sadar itu, korban dibawa ke lapangan belakang SD, katanya di lapangan itu korban diinjak-injak, niatnya supaya sadar. Tapi anaknya sudah tidak kuat, sudah tidak berdaya,” ungkapnya.

Kemudian korban dibawa ke Kecamatan Tanggul oleh teman-temannya, lebih lanjut kata TK, korban kemudian dibawa ke saluran irigasi yang terdapat aliran mirip air terjun.

“Di sana lokasi kejadian awal korban di tenggelamkan di air agar sadar. Karena tidak sadar, korban dibawa ke sekitar Lapangan Pondok Rampal, untuk diinjak-injak oleh teman-temannya. Masih belum sadar, korban kemudian dibawa ke aliran sungai dekat rumahnya untuk ditenggelamkan lagi sampai ketemu ibunya,” ucap TK sambil menjelaskan.

Terkait kejadian ini, Ibu korban bersama keluarganya membuat laporan polisi ke Mapolsek Semboro.

“Laporan polisi itu dilakukan, setelah hari Minggu kemarin korban baru sadar sekitar pukul 3 subuh. Keluarga ke Polsek Semboro sekitar sore harinya,” jelasnya.

“Dari pihak keluarga pelaku (ada yang menemui) minta damai. Cuma pihak keluarga itu nggak mau, soalnya ini kan urusan nyawa, terus anak itu kan sendirian dikeroyok. Apalagi waktu ditemukan, kondisi korban menggigil, nafasnya susah. Bahkan di Puskesmas itu, harus dibantu dengan oksigen,” imbuhnya.

Terpisah, Kapolsek Semboro Iptu Andrias Suryo Rubedo saat dikonfirmasi mengatakan masih melakukan penyelidikan.

“Sementara ini kita belum bisa mengambil kesimpulan, namun hasil olah TKP di lapangan dan keterangan saksi-saksi, itu masih baru asumsi. Fakta sebenarnya, korban ini masih belum ingat apa yang dialaminya,” ucap Andrias.

Dari keterangan sejumlah saksi terkait kejadian tersebut. Korban bermaksud ditolong oleh teman-temannya. “Tapi caranya yang menempelkan kaki di perutnya, tidak menggunakan tangan. Tampak sesuatu yang tidak layak. Sehingga masih kami lidik,” ungkapnya.

“Korban saat ini ada dirumahnya, bisa diajak komunikasi. Kami masih lidik, terkait kejadian yang dialami,” tandasnya.

iklan warung gazebo