Bupati Ipuk: Regenerasi Pertanian Kunci Ketahanan Pangan Banyuwangi

by -1925 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan perlunya regenerasi di sektor pertanian guna mendukung ketahanan pangan nasional. Hal ini ia sampaikan dalam diskusi bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Jakarta, Selasa (14/1/2025).

“Ketahanan pangan adalah kebutuhan sepanjang hayat. Regenerasi di sektor pertanian sangat penting, terutama dalam riset, inovasi teknologi, dan pemasaran digital. Dukungan generasi muda menjadi kunci pengelolaan yang berkelanjutan,” ujar Ipuk, Jumat (17/1/2025).





Ipuk menjelaskan, Banyuwangi telah menjalankan berbagai program untuk mendorong regenerasi pertanian, salah satunya melalui Jagoan Tani. Program inkubasi bisnis berbasis pertanian ini dirancang khusus bagi anak muda dengan menawarkan hadiah berupa modal usaha.

Hasilnya, produksi pangan di Banyuwangi terus menunjukkan tren positif. Data Neraca Pangan Kabupaten Banyuwangi 2024 mencatat produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 794.783 ton, meningkat dari 788.704 ton pada 2023. Jumlah ini setara dengan 508.820 ton beras, dengan surplus mencapai 341.074 ton setelah kebutuhan masyarakat lokal sebesar 167.746 ton terpenuhi.

“Kami memiliki lahan pertanian yang subur. Surplus beras yang kami hasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga daerah lain,” tambah Ipuk.

Selain beras, sejumlah komoditas lain juga mencatatkan surplus. Produksi cabai merah meningkat menjadi 18.111 ton dengan surplus sebesar 13.926 ton, sementara cabai rawit naik dari 15.231 ton menjadi 19.578 ton dengan surplus sebesar 16.055 ton.

Ipuk juga memaparkan berbagai langkah strategis lainnya yang telah dilakukan, seperti memanfaatkan lahan non-sawah melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), meningkatkan indeks tanam, menggunakan bibit unggul, serta menerapkan mekanisasi modern.



Selain itu, pemerintah daerah juga fokus pada peningkatan kesuburan tanah. Sepanjang 2024, sebanyak 137.130 liter pupuk organik cair telah didistribusikan untuk mengelola lahan seluas 13.713 hektare. Petani juga diberikan pelatihan pembuatan pupuk alternatif guna mengurangi ketergantungan pada pupuk bersubsidi.

“Kami terus berupaya agar sektor pertanian Banyuwangi tetap terjaga dan menjadi salah satu penopang utama ekonomi daerah,” kata Ipuk.

Menko Zulkifli Hasan menyampaikan apresiasinya terhadap Banyuwangi, yang menurutnya menjadi contoh nyata keberhasilan program ketahanan pangan. Ia menegaskan pentingnya kemandirian pangan sebagai pilar ketahanan bangsa, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto.

“Kita harus mengejar kemandirian pangan, mulai dari optimalisasi lahan, menciptakan lahan baru, hingga meningkatkan pendapatan petani,” ujar Zulkifli, yang akrab disapa Zulhas.

Zulkifli juga menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk mengembangkan riset bibit unggul. Ia memastikan pemerintah terus mendorong pengurangan impor pangan seperti beras, jagung, gula, dan garam dengan mempercepat produksi nasional.

“Kemandirian pangan bukan sekadar angan, tetapi menjadi visi besar kita untuk membangun bangsa yang berdaulat sesuai dengan prinsip Pancasila dan asas kekeluargaan,” tutup Zulkifli. (*)

iklan warung gazebo