Ipuk meminta dinas terkait untuk segera mengambil langkah antisipasi guna mencegah dampak lebih lanjut.
“Kami sudah memberikan teguran resmi dan meminta pihak terkait untuk segera bertindak. Pembukaan lahan semacam ini tidak boleh dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik,” katanya.
Berbeda dengan dua lokasi sebelumnya, kondisi di Perkebunan Lidjen dinilai relatif aman. Tidak ditemukan perubahan signifikan pada komposisi tanaman maupun lahan yang dapat meningkatkan risiko banjir.
Ipuk menegaskan, pengamanan kawasan hulu menjadi prioritas untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai dan hilir dari ancaman banjir bandang.
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat, Muchlisin, menyebutkan bahwa proses pembersihan kayu bekas tebangan di hutan produksi telah mencapai 95 persen. “Kami juga memastikan langkah serupa dilakukan di hutan lindung, meskipun kayu-kayu tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Yang penting adalah memastikan saluran air tetap lancar agar tidak terjadi banjir,” jelasnya.
Upaya terpadu ini diharapkan mampu meminimalkan risiko bencana banjir selama musim penghujan di Banyuwangi. (*)