Jember, seblang.com – Dalam acara Debat Terakhir yang digelar di Ballroom Hotel Cempaka Hill, Sabtu malam (23/11/2024). Mengangkat tema strategi pemajuan budaya dan ketahanan sosial di Kabupaten Jember. Dengan subtema debat, yakni tentang kearifan lokal, keadilan gender, ekonomi kreatif, dan pembentukan karakter.
Dalam acara debat tersebut, Cabup Paslon 01 Hendy Siswanto saat pidato pembuka debat. Menyampaikan tentang kebijakannya yang berpihak pada perempuan dan anak.
Hal tersebut berkaitan dengan kesetaraan gender, yang merupakan sub tema yang dibahas dalam acara debat terakhir.
“Dalam hal kesetaraan gender, kami sudah memfasilitasi upaya merawat kesetaraan peluang antara lelaki dan perempuan. Termasuk di birokrasi, di mana 54 persen ASN adalah kaum hawa,” kata Hendy dalam pidatonya.
“Kami dorong pelaku UMKM yang mayoritas perempuan untuk terus berkembang melalui fasilitasi pelatihan. Kami konsisten mengadvokasi dan mendampingi perempuan dan anak korban kekerasan dalam rumah tangga,” sambungnya.
Dalam proses dan kebijakannya pada perempuan dan anak. Hendy juga mengungkapkan, kini Jember sudah disebut sebagai kabupaten ramah anak. Hal itu dibuktikan dengan berkurangnya jumlah pernikahan anak setiap tahun sejak 2021.
“Jember sudah menjadi kabupaten ramah anak dengan berkurangnya jumlah pernikahan anak setiap tahun sejak kami memimpin. Program kesehatan gratis J-Pasti Keren melindungi keluarga miskin dari kesulitan biaya berobat,” sebutnya.
Dari proses hasil kinerjanya selama menjabat sebagai kepala daerah Kabupaten Jember, bersama dengan Cawabup Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun). Menurut Hendy, hal itu adalah bukti dari hasil kinerjanya.
“Emak-emak tak hanya butuh daster gratis, tapi juga kebijakan yang melindungi keluarga mereka,” tegasnya.
Lebih lanjut Hendy juga menyampaikan, terkait progres pembangunan di Jember. Salah satu diantaranya yakni pembangunan infrastruktur jalan di Bandealit yang termasuk kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Dinilai mendongkrak perputaran ekonomi masyarakat di wilayah setempat.
“Pembangunan di Bandealit mendongkak ekonomi warga setempat. Kami membuka akses informasi untuk menurunkan angka pernikahan anak,” ucapnya.
Lebih lanjut soal perhatian terhadap generasi muda, Hendy-Gus Firjaun juga menciptakan sarana dan prasarana yang sesuai.
“Kami buka ruang kepada generasi muda untuk meluapkan minat dan daya kreatif di alun-alun, J-Klab dan RTH (ruang terbuka hijau),” katanya.
Termasuk juga soal perlindungan terhadap buruh migran asal Jember. Kata Hendy, pihaknya sudah membuat perjanjian tertulis dengan Pemprov Jatim.
“Untuk pekerja migran Indonesia, kami sudah membuat MOU dengan Pemprov dan Kementan (Kementerian Tenaga Kerja). Dengan penguatan pekerja migran asal Jember,” ucapnya.